STARBUCKS Corporation berencana meluncurkan tiga rasa kopi untuk kalangan menengah ke atas. Setelah munculnya Frappucino, kopi rasa vanili segera hadir di pasaran yang disusul karamel serta kayu manis.
Kopi dengan rasa, yang mengusung tema Starbucks natural fusions, rencananya mulai tersedia di gerai Starbucks pada Juni mendatang.
Peluncuran itu akan menandai upaya pertama Starbucks untuk merangsek ke pasar premium kopi dengan rasa, yang totalnya bernilai US$265 juta (sekitar Rp2,4 triliun). Untuk saat ini, pasar tersebut masih didominasi merek-merek yang fokus bermain di pasar premium, seperti Folgers dan Maxwell House. "Anda bisa bayangkan bahwa untukkebanyakan penggemar kopi, kopi dengan rasa itu cukup menantang," kata Tome Jones, Direktur Penelitian dan Pengembangan Starbucks, di Chicago, kemarin.
Menurut penelitian Starbucks, sebanyak 60% konsumen mereka juga mengonsumsi kopi dengan rasa dari kompetitor. Artinya, ada kesempatan untuk mengambil alih para konsumen tersebut sepenuhnya. Melalui peluncuran kopi dengan rasa, Starbucks juga ingin membersihkan citra, sekaligus memperbaiki kondisi keuangan mereka. Pemutusan hubungan kerja terhadap ribuan pekerja selama beberapa tahun belakangan akibat ekspansi yang berlebihan, sempat membuat Starbucks terpuruk.
Kini, perusahaan yang memiliki gerai kopi terpopuler di dunia itu bertekad membangun segmen produk konsumer. Produk yang dijual bervariasi, mulai dari es krim Starbucks hingga minuman berenergi dalam kemasan kaleng.
Starbucks juga mengembangkan merek kedua yang disebut Seattles Bestdan membuka sejumlah gerai di luar benua Amerika. Semua dilakukan untuk mendorong pendapatan perusahaan. Sebelum ini, perusahaan tersebut telah melakukan beberapa gebrakan produk. Mulai dari kopi instan Via sampai kopi US$1,5 per cangkir untuk memantapkan segmen menengah ke bawah.
(bataviase)
the cafe, coffee bean, starbucks
Tidak ada komentar:
Posting Komentar