Ditengah tuntutan arus modernisasi, lunpia menjadi menu makanan yang tepat. Makanan khas Kota Semarang yang telah populer sejak tahun 1800-an itu, kini disajikan laiknya makanan siap saji (fast food). Praktis dan prosesnya sederhana.Kendati disajikan laiknya fastfood, kebersihan dan kesehatannya tetap diperhatikan. Siapapun Anda, dijamin aman mengkonsumsinya. Bahkan fasfood yang satu ini sekaligus bisa jadi menu makanan kesehatan (healty food).Bila Anda tengah berkunjung di Kota Semarang, entah untuk keperluan bisnis atau sekedar wisata, kurang lengkap bila tidak menyicipi menu makanan khas Kota Lunpia ini. Nah, kemana Anda bisa mendapatkan lunpia dengan citarasa yang khas, citarasa Lunpia Semarang, dengan layanan yang praktis namun tetap memerhatikan hegienitas dan kesehatannya?
Datang saja ke Lunpia Express. Restoran spesialis lunpia ini beralamat di Jalan Gajahmada 142 AA atau bersebelahan dengan Hotel Telomoyo. Cukup mudah dijangkau dari pusat kota Semarang, sekitar 1 km dari Simpang Lima.
Ada dua menu yang ditawarkan, original dan crab. Pertama, sesuai namanya menu yang satu in memang dibuat dengan resep asli, lunpia khas semarang. Berisi telur dan rebung. Sementara yang kedua, crab, bahan isi dari kepiting. Tak hanya isinya, resep bumbu keduanya juga beda. Original mempunyai rasa khas manis, sementara yang crab gurih.
Kata original yang dipilih sebagai salah satu menu ternyata mempunyai latar belakang sejarah sendiri. Kata itu mengacu pada sejarah asal-usul Lunpia Semarang. Lunpia Express ini merupakan generasi ketiga dari Lunpia Mataram, anak dari generasi Lunpia Semarang, yang juga punya generasi Lunpia Gang Lombok, Lunpia Pemuda.
?Nah, papi kita, master resepnya kita ini adalah generasi keempat dari Lunpia Semarang yang sejak tahun 1800-an itu. Makanya kita aberani buka, ya karena kita punya masternya ini, ? kata Max Soegi Winarso, manager Lumpia Express.
Lalu menu mana yang jadi kesukaan pelanggan, original atau crab? ?Tergantung tastenya kita masing-masing. Kalau kita suka makanan yang manis-manis, ya pilih yang original. Kalau suka rasa gurih, ya yang crab. Misalnya burger. Saya suka beef burger, mau disuguhi sak enak-enake burger yang lain, saya nggak mau, karena saya suka beef burger, ?ungkapnya.
?Pernah ada pelangan yang memanggil saya. Dia bilang kalau ini lunpia yang asli. Empat puluh tahun yang lalu dia makan lunpia rasanya ya seperti itu katanya, ? kisahnya.
Kami tengah menikmati makan Lunpia di pelataran (outdoor) Lunpia Express yang memang disediakan untuk pengunjung, disamping juga disediakan ruangan di dalam (indoor). Suasananya sungguh menyenangkan. Di sini kami bisa menyantap lunpia sambil menikmati pemandangan Jalan Gajahmada.
Max orang yang sangat menyenangkan. Dia ramah dan pandai sekali mencairkan suasana. Menurutnya, makan lunpia itu sebenarnya nggak pake sendok. Tapi langsung pake tangan. Atau memakai tisu buat tatakannya. ?Makan lunpia yang bener, menurut tradisi kita lho, itu nggak pake sendok. Nanti modal-madul. Ya langsung pake tangan. Kayak orang makan burger itu, ? tuturnya.
Menurut Max pengetahuan orang lokal tentang lunpia masih sangat minim. Termasuk cara makannya. Bahkan ada yang seumur hidup belum pernah makan lunpia, padahal lunpia ini makanan khas Semarang.
?Dulu pas saya belum ketemu istri, saya belum pernah makan lunpia. Pring (bambu) kok dimakan, ? pikirnya waktu itu.
?Orang dulu juga skeptis kalau makan ini, katanya dengkule loro (pergelangan kakinya sakit). Bagi yang punya rematik nggak berani makan ini. Semua masakan kalau masaknya salah ya jadi masalah. Kalau masaknya betul kan, no way. Tinggal masaknya bener apa salah, ? tambahnya.
Max, yang masih ada darah keturunan Cina dan pernah sekolah di Amerika ini memang fasih berbahasa Jawa. Siapa sangka juga kalau latar belakang studinya dulu yang di elektro ini malah sekarang menekuni dunia lunpia disamping juga bisnisnya yang lain. Dia sangat paham detail-detail tentang makanan yang satu ini, seperti pernah sekolah khusus saja.
?Setelah saya kenal istri saya yang kakek-kakeknya itu punya keturunan Lunpia semarang, dan saya melihat ini prospeknya bagus, ? kata Max.
Dia melihat presentasi makanan khas semarang ini masih amat minim. ?Bukannya meninggalkan sisi estetika keasliannya. Kita justru mengambil dari sisi keasliannya, seperti misalnya kayak mendisplaykan kinerjanya, kita juga masih memertahankan besek, seperti misalnya kita jadi ekspor keluar negeri pun kita akan pertahankan besek itu. Cuma, bedanya make up kita jauh lebih baik dari yang konvensional,? paparnya.
Malam itu, hujan yang hampir seharian mengguyur kota Semarang mulai reda. Lalu lintas di ruas Jalan Gajahmada, penghubung Jalan Pemuda dengan pusat kota semarang ini cukup padat. Beberapa kali mobil maupun kendaraan roda dua membelokkan kemudinya ke kompleks di dekat perempatan Gajahmada itu.
?Nah, yang pake motor tadi, adalah pelangan orang lokal. Mereka paling tidak mampir untuk mencicipi lunpia. Atau paling tidak dia sudah beberapa kali ke sini. Makanya kita juga sediakan makan di tempat, ? tutur Max.
?Ada juga yang dari luar negeri mampir ke sini. Mereka bawa lunpia ke sana. Jadi kalau orang luar negeri bawa makanan ke Indonesia, kenapa kita tidak. padahal makanan kita sehat. Bukan junk food, tapi healty food, ? tambahnya.
Memangnya sampai berapa lama ketahanan lunpia itu? ?Kita kan ada dua jenis. Setengah matang sama yang digoreng. Kalau yang digoreng lebih kuat tahan lama sampai lebih dari 24 jam, kalau dimasukkan di kulkas tentu lebih lama lagi, ? ujarnya.
?Kalau boleh tahu apa resepnya nih, ?tanya kawan di sebelah saya.
?Wah, kalau itu rahasia. Kalau sampeyan tak kasih tahu, nanti bisa jadi saingan, hahaha, ? kilahnya.
Max kini punya dua rencana. Dalam waktu dekat dia akan menyediakan display menu. ?Kita nanti punya pahe, Di situ nanti kita tampilkan kita punya semarang kombo yang asli, yang Mataram khas, nasi lunpia, ? ungkapnya.
Nasi? Tanya saya dengan nada heran. ?Dulu orang kuno-kuno, atau yang sekarang umur 50, 60 itu mereka makan lunpia pake nasi. Nah itu, knowladge orang tentang lunpia memang masih kurang. Makanya kita nanti mau menyediakan display itu, ibaratnya menjelaskan bagaimana makan lunpia yang benar, ? terangnya.
Waktu sudah menunjukkan hampir 10 malam. Sebentar lagi Lunpia Express akan tutup. Kami pamitan pada Max. ?Kapan-kapan mampir sini saja, ? katanya sambil tersenyum.
Sumber : onlytopan
Lihat juga :
nelayan rsetoran
laguna
suahi tei
Kamis, 30 September 2010
Menu LSM ala Boemi Joglo
Anda masih ingat nama Boemi Joglo? Selain menawarkan joglo yang memberikan privasi lebih tinggi pengunjung, menu nasi liwet yang khas jadi triger restaurant café ini. Terlebih dengan bandrol harga yang tergolong murah untuk banyak orang, membuat siapa saja tertarik untuk mencoba. Itulah mengapa pengunjung mayoritas Boemi Joglo lebih sering berupa rombongan, dari mulai keluarga, teman-teman sekantor, hingga pengunjung yang mengadakan event tertentu.
Boemi Joglo di jalan Rancakendal Luhur no. 17 sendiri bermula dari sebuah galeri koleksi barang antik sebelum 2003, dan hanya sering dikunjungi kalangan dekat pemiliknya. Namun selain menjadi galeri, cikal-bakal restaurant café ini juga sering digunakan sebagai tempat peristirahatan sehabis berolahraga di hari Minggu. Selagi mengaso, para kerabat disuguhi nasi liwet resep pribadi yang ternyata punya animo tinggi. Dari ketertarikan para kerabatlah, Boemi Joglo akhirnya ditransformasikan menjadi restaurant café yang unik. Hari ini, Anda masih bisa melihat beberapa barang antik mengisi sudut-sudut ruangan yang memberi nuansa klasik-eksotis di Boemi Joglo.Nasi Liwet Menarik Nan Murah
Setelah sekian tahun beroperasi, restaurant café ini masih mempertahankan menu “LSM” atau Liwet Sate Mendoan. Nasi liwet yang dipanggang menggunakan claypot, membuat campuran nasi, ikan asin jambal roti, dan rempah di dalamnya sudah demikian harum saat diolah. Lalu toping yang menggunakan daun kemangi dan cabai, menambah keharuman saat sajian dihidangkan pelayan.
Menu ‘saingan’ di restaurant café ini adalah nasi liwet yang dicampur dengan ayam jamur. Kalau LSM punya citra rasa cenderung asin-gurih, nasi liwet dengan ayam jamur ini lebih menawarkan rasa manis-gurih. Ini tentu membuat pengunjung Boemi Joglo bisa menentukan pilihan rasa yang mereka inginkan.
Meski punya ciri khas masakan tradisional, Boemi Joglo juga punya varian makanan modern. Jadi, kalau orang tua memilih masakan tradisional, anak-anak tetap lebih menggemari aneka menu modern, seperti spaghetti, ayam goreng, ayam bakar, dll. Dengan banyaknya menu makanan, Anda juga akan menemui aneka pilihan dalam menu minuman. Pengunjung restaurant café ini umumnya memilih jus Strawberry, Es Kopyor, atau Jus Leci.
Lebih Hemat untuk Rombongan
Soal harga, Boemi Joglo punya daya tarik lain bagi pengunjung. Tengok saja paket makan LSM yang ditujukan untuk dua orang, dibandrol dengan harga Rp 25.000. Bahkan di dalamnya sudah termasuk lima potong mendoan. Sedang untuk minuman, Anda hanya cukup membayar Rp 9.000 – Rp 18.000. Praktis, pengunjung restaurant café ini tidak membutuhkan budget di atas Rp 35.000 untuk bisa kembali ke rumah dengan kenyang.
Harga yang murah juga dirasakan para pengunjung setia restaurant café yang datang untuk sekadar makan siang, meeting, hingga celebration event. Sebut saja para pegawai hotel Sheraton Inn Bandung, hotel Horizon, para staf Hoka-hoka Bento Dago, sampai pegawai dari Dinas Pariwisata Kota Bandung. Semua selalu kembali dengan alasan sama: harga yang murah! Bahkan, belakangan Boemi Joglo memberikan diskon khusus bagi para pelanggannya, berupa cash back maupun penambahan sajian sebesar 10 persen dari total transaksi.
Sedang untuk kegiatan di luar areal, Anda bisa mencoba harga paket buffet dari restaurant café ini mulai dari Rp 37.000 per orang, dengan minimal order 30 orang. Di dalamnya, Anda bisa mendapatkan nasi liwet dengan ikan asin, tempe mendoan, tahu goreng, ayam goreng, sate maranggi, sayur asem, dan fruit punch.
Sumber : seindystraveling
Lihat juga :
nelayan restoran
laguna
sushi tei
Beef Black Papper Thai sampai Brocolli Garlic - Masakan Thailand
Model pengembangan cafe restoran di kawasan Dago dan Bandung Utara, membuat banyak pengelola cafe restoran bersaing soal menu khas dan kenyamanan suasana. Di sisi lain, pengelola juga harus rela menurunkan harga produk dalam menu, karena tidak berdaya menghadapi kebutuhan areal parkir. Untuk yang terakhir ini, selain membuat tamu harus menempatkan kendaraan cukup jauh, pengelola harus berpikir lebih banyak untuk menjaga jumlah pengunjung.
Cafe Restoran Terluas di Bandung Utara
Namun, semua persoalan ini sepertinya tidak terjadi di Sierra, Cafe and Lounge. Cafe restoran itu sudah dilengkapi dengan areal parkir sangat luas, terlebih bila MDers membandingkannya dengan cafe restoran sejenis di kawasan Dago Pakar. Bahkan, areal parkir Sierra mampu diisi hingga 400 mobil bila menggunakan jasa Valet Parking, dan menurun setengahnya jika pengunjung memarkir sendiri kendaraannya. Sedang untuk kendaraan bermotor, terdapat areal di basement gedung yang tak kalah luas untuk menampung kendaraan roda dua. Sierra memang cafe restoran yang sangat luas.
Dari bangunannya sendiri, Sierra memiliki tiga lantai yang bisa dipenuhi pengunjung. Lantai utama, Lobby Lounge, menjadi tempat yang paling sering digunakan menerima tamu di cafe restoran ini, dengan kapasitas mencapai 350 orang. Lalu di bagian atas atau Bukit Pakar Room, tamu yang bisa ditampung mencapai 500 orang. Sedang di lantai paling tinggi yang dinamakan Panorama Room, 300 orang pengunjung dapat ditampung cafe restoran ini. Praktis, Sierra selalu jadi daftar nomor satu event-event medium yang diadakan pihak pemerintah Kota, gathering yang diadakan kantor-kantor swasta, sampai kegiatan personal seperti ulang tahun dan pernikahan.
Hebatnya lagi, setiap lantai di cafe restoran ini masih bisa "dilebarkan" untuk menampung para undangan dalam acara masal tersebut. Misalnya saja, Lobby Lounge bisa dinaikkan daya tampungnya menjadi 800 orang, seperti yang sering dilakukan untuk wedding event. Atau Bukit Pakar Room yang bisa menampung pengunjung hingga 500 orang. Menurut General Manager Sierra, Wali, berkat kelebihan daya tampung cafe restoran ini, sebanyak 3-4 kali kegiatan massal bisa dilterima Sierra dalam seminggunya. Jumlah yang sangat jauh dibanding cafe restoran sejenis di kawasan Bandung Utara.
Cafe Restoran dengan Menu Terlengkap
Tak cuma memberikan keleluasaan para pengunjungnya untuk datang beramai-ramai, Sierra juga menawarkan tempat yang bersih, nyaman, dan punya pemandangan eksotis ke Kota Bandung. Jika areal parkir dan luas ruangan sudah menunjang kehadiran para tamu yang datang berbondong-bondong, customer juga bisa menikmati aneka menu masakan dan minuman yang jumlahnya mencapai 150 menu, hanya untuk menu reguler saja.
Misalnya, ada pilihan menu masakan Thailand yang berisi Beef Black Papper Thai sampai Brocolli Garlic. Lalu untuk Chinese Food, MDers bisa menikmati paket Chicken Kungpao sampai Nasi Goreng Yang Chow. Kemudian, aneka masakan khas Indonesia yang bisa dipesan seperti Gepuk, Ayam Goreng, Ikan Rica-rica, Sayur Asem, sampai Kerupuk.
Menurut Wali, variasi menu terbanyak umumnya diberikan Sierra dalam kegiatan massal seperti pernikahan, karena model penyajian yang menggunakan pola prasmanan. Customer sendiri diberi banyak pilihan untuk menyuguhi para undangannya, seperti aneka Paket Buffet yang ditawarkan cafe restoran ini. Misalnya untuk Paket Buffet 1 seharga Rp 77.500 per orang, setiap undangan akan mendapat Beef, Chicken, Seafood, Side Dish, Vegetables, Fresh Fruit atau Pudding, Ice Lemon Tea atau Soft Drink, dan Air Putih.
Sedang untuk Paket Buffet 5 seharga Rp 145.000 per orang, MDers bisa mendapat Appetizer, Soup Zuppa, Maincourse, Fresh Fruit, Grand Pastry Cake, Fresh Fruit Juice. Pilihan ini bisa diubah sesuai kehendak MDers, misalnya dengan mengganti isi Paket Buffet 5 menjadi Pasta Bar, Bakso Tahu, Sate Ayam, Lontong Cap Go Meh, Cassava plus Ice Cream, Mie Kocok, Tempura, Nasi Campur Bali, Sukiyaki, Fushion Sushi, aneka Nasi, Salmon, Crepes plus Ice Cream, Roast Duck, Beef Teriyaki, aneka Rujak, sampai jajanan pasar. Benar-benar lengkap dari 'A-Z!'
Pastinya, MDers bisa mengajak siapapun, berapapun jumlahnya, untuk menikmati masakan apapun di Sierra. Karena inilah satu-satunya cafe restoran paling luas dan lengkap di kawasan Bandung Utara.
Sumber : seindystraveling
Lihat juga :
the cafe
coffee bean
starbucks
Cafe Restoran Terluas di Bandung Utara
Namun, semua persoalan ini sepertinya tidak terjadi di Sierra, Cafe and Lounge. Cafe restoran itu sudah dilengkapi dengan areal parkir sangat luas, terlebih bila MDers membandingkannya dengan cafe restoran sejenis di kawasan Dago Pakar. Bahkan, areal parkir Sierra mampu diisi hingga 400 mobil bila menggunakan jasa Valet Parking, dan menurun setengahnya jika pengunjung memarkir sendiri kendaraannya. Sedang untuk kendaraan bermotor, terdapat areal di basement gedung yang tak kalah luas untuk menampung kendaraan roda dua. Sierra memang cafe restoran yang sangat luas.
Dari bangunannya sendiri, Sierra memiliki tiga lantai yang bisa dipenuhi pengunjung. Lantai utama, Lobby Lounge, menjadi tempat yang paling sering digunakan menerima tamu di cafe restoran ini, dengan kapasitas mencapai 350 orang. Lalu di bagian atas atau Bukit Pakar Room, tamu yang bisa ditampung mencapai 500 orang. Sedang di lantai paling tinggi yang dinamakan Panorama Room, 300 orang pengunjung dapat ditampung cafe restoran ini. Praktis, Sierra selalu jadi daftar nomor satu event-event medium yang diadakan pihak pemerintah Kota, gathering yang diadakan kantor-kantor swasta, sampai kegiatan personal seperti ulang tahun dan pernikahan.
Hebatnya lagi, setiap lantai di cafe restoran ini masih bisa "dilebarkan" untuk menampung para undangan dalam acara masal tersebut. Misalnya saja, Lobby Lounge bisa dinaikkan daya tampungnya menjadi 800 orang, seperti yang sering dilakukan untuk wedding event. Atau Bukit Pakar Room yang bisa menampung pengunjung hingga 500 orang. Menurut General Manager Sierra, Wali, berkat kelebihan daya tampung cafe restoran ini, sebanyak 3-4 kali kegiatan massal bisa dilterima Sierra dalam seminggunya. Jumlah yang sangat jauh dibanding cafe restoran sejenis di kawasan Bandung Utara.
Cafe Restoran dengan Menu Terlengkap
Tak cuma memberikan keleluasaan para pengunjungnya untuk datang beramai-ramai, Sierra juga menawarkan tempat yang bersih, nyaman, dan punya pemandangan eksotis ke Kota Bandung. Jika areal parkir dan luas ruangan sudah menunjang kehadiran para tamu yang datang berbondong-bondong, customer juga bisa menikmati aneka menu masakan dan minuman yang jumlahnya mencapai 150 menu, hanya untuk menu reguler saja.
Misalnya, ada pilihan menu masakan Thailand yang berisi Beef Black Papper Thai sampai Brocolli Garlic. Lalu untuk Chinese Food, MDers bisa menikmati paket Chicken Kungpao sampai Nasi Goreng Yang Chow. Kemudian, aneka masakan khas Indonesia yang bisa dipesan seperti Gepuk, Ayam Goreng, Ikan Rica-rica, Sayur Asem, sampai Kerupuk.
Menurut Wali, variasi menu terbanyak umumnya diberikan Sierra dalam kegiatan massal seperti pernikahan, karena model penyajian yang menggunakan pola prasmanan. Customer sendiri diberi banyak pilihan untuk menyuguhi para undangannya, seperti aneka Paket Buffet yang ditawarkan cafe restoran ini. Misalnya untuk Paket Buffet 1 seharga Rp 77.500 per orang, setiap undangan akan mendapat Beef, Chicken, Seafood, Side Dish, Vegetables, Fresh Fruit atau Pudding, Ice Lemon Tea atau Soft Drink, dan Air Putih.
Sedang untuk Paket Buffet 5 seharga Rp 145.000 per orang, MDers bisa mendapat Appetizer, Soup Zuppa, Maincourse, Fresh Fruit, Grand Pastry Cake, Fresh Fruit Juice. Pilihan ini bisa diubah sesuai kehendak MDers, misalnya dengan mengganti isi Paket Buffet 5 menjadi Pasta Bar, Bakso Tahu, Sate Ayam, Lontong Cap Go Meh, Cassava plus Ice Cream, Mie Kocok, Tempura, Nasi Campur Bali, Sukiyaki, Fushion Sushi, aneka Nasi, Salmon, Crepes plus Ice Cream, Roast Duck, Beef Teriyaki, aneka Rujak, sampai jajanan pasar. Benar-benar lengkap dari 'A-Z!'
Pastinya, MDers bisa mengajak siapapun, berapapun jumlahnya, untuk menikmati masakan apapun di Sierra. Karena inilah satu-satunya cafe restoran paling luas dan lengkap di kawasan Bandung Utara.
Sumber : seindystraveling
Lihat juga :
the cafe
coffee bean
starbucks
Sushi Den, Bandung
Siapa yang tak kenal sushi? Makanan ala Jepang ini telah menjadi salah satu kuliner favorit dengan berjamurnya tempat-tempat makan spesialis sushi. Di Bandung, salah satu tempat yang menarik dikunjungi adalah Sushi Den.
Sushi merupakan makanan asal Jepang yang menyehatkan, karena berasal dari bahan-bahan alami dan segar, bahkan biasanya merupakan olahan bahan-bahan mentah. Namun begitu, sushi tidak melulu menjadi konsumsi orang Jepang, karena makanan ini dapat dibilang telah mendunia. Di Indonesia sendiri, sushi baru populer dalam beberapa tahun terakhir dengan berdirinya restoran-restoran yang menawarkan sushi sebagai menu utamanya.
Hal tersebut juga mengawali berdirinya “Sushi Den” di jalan Hariang Banga. Sesuai dengan namanya, Sushi Den adalah sebuah tempat makan di Bandung yang menjadikan sushi sebagai makanan andalan. Mulanya, sang owner mengaku terinspirasi dengan boomingnya restoran-restoran sushi di Bandung. Dengan pilihan sangat terbatas dan harga yang rata-rata mahal, diputuskanlah untuk membuka sendiri tempat makan sushi dengan harga terjangkau, sekaligus memanfaatkan latar belakang pendidikan di bidang kuliner.
Sushi Den dalam bahasa Jepang berarti “sarang sushi”. Kata “sarang” di sini dapat berarti “tempat bersarangnya” berbagai macam jenis sushi yang dapat dipilih sesuai selera pengunjung. Praktis, tempat makan yang beroperasi sejak 18 Juli 2009 ini menyediakan berbagai macam jenis sushi. Resepnya sendiri berasal dari keluarga sang owner, kemudian dipadukan dengan kreativitas masing-masing karyawan yang ahli membuat sushi. Mengikuti tren sekaligus permintaan penikmat sushi, Sushi Den juga menyediakan 'sushi matang' untuk mengakomodir penikmat sushi Indonesia yang lebih familiar dengan masakan matang. Disamping itu, akan lebih banyak orang menyenangi sushi dengan cara penyajian yang berbeda ini.
Memasuki Sushi Den, Anda akan disambut dengan suasana klasik ala Jepang. Ornamen lampion kertas yang tergantung di beberapa sudut ruangan mengingatkan film seri Oshin yang Anda tonton semasa kecil dulu. Lebih dari itu, interior Sushi Den memang cenderung diberi sentuhan Jepang klasik, sehingga tempat sederhana ini lebih menyerupai warung sushi pinggir jalan yang banyak bertebaran di Jepang. Namun soal konsep layanan, Sushi Den mengadopsi resto modern yang membangun suasana akrab dengan pengunjung, sehingga para pelanggan merasa betah menghabiskan waktu di Sushi Den.
Untuk lebih merasakan suasana warung dan resto ala Jepang, Sushi Den menyediakan tempat makan lesehan dengan meja-meja pendek yang khas. Sedang di bagian lain terdapat meja panjang ala bar yang melingkar mengelilingi bangunan, atau meja dan kursi seperti restoran pada umumnya. Bagi yang ingin merasakan sensasi lebih dan terasa ke-Jepang-annya, Anda juga dapat memilih stand tepanyaki yang mampu menampung sampai dengan 4 orang. Di sini, sang chef secara eksklusif akan memasak makanan yang dipesan langsung di hadapan Anda.
Salah satu jenis fusion sushi yang banyak dicari oleh pengunjung Sushi Den adalah Cheesy Salmon. Sushi ini terdiri dari nasi, ketimun Jepang, kani salad, alpukat, dan ikan salmon segar. Setelah digulung, bagian atas Cheesy Salmon ditaburi keju mozarella bakar di atasnya. Setelah itu, Cheesy Salmon disirami saus teriyaki untuk menambah citarasanya.
Tak mau mencicip menu tersebut, Anda bisa mencoba Cactus Dragon. Jenis sushi ini berisi nasi, udang goreng panir, kani salad, keju, alpukat, ikan tuna, ikan salmon. Kemudian di atasnya diberi sweet mayo, dan ditaburi somen goreng. Rasanya jangan ditanya, karena sama-sama khas dan nikmat.
Sementara bagi yang tidak menyukai sushi mentah, Anda dapat mencoba sushi Black Pearl. Sushi ini berisi nasi, ikan tuna berbumbu saus pedas, ketimun Jepang, kani salad, serta nori di bagian luar. Sebelum disajikan, Black Pearl digoreng dengan tepung, lalu diberi spicy mayo dan telur ikan di atasnya.
Sushi matang lain yang juga menjadi andalan di Sushi Den adalah Geisha. Sushi ini berisi nasi, ikan dori dan keju mozarella yang digoreng tepung. Sedikit berbeda dengan Black Pearl, teman sweet mayo pada Geisha adalah taburan keju cheddar yang diparut.
Untuk menikmati aneka citarasa sushi di sini, Anda hanya memerlukan dana mulai Rp 6.000 untuk mendapatkan Kappa Maki, sampai Rp35.000 untuk Cheesy Salmon atau Cactus Dragon. Sementara untuk mendapatkan Sashimi Salmon, Anda perlu mengeluarkan dana sebesar Rp 45.000.
Namun jangan sampai Anda berkunjung ke Sushi Den pada waktu yang salah. Dengan harga yang terjangkau, lokasi strategis, dan dekat salah satu kampus terkenal di Bandung, tempat ini hampir selalu ramai sepanjang hari. Kalaupun Anda terlanjur ingin melahap sushi ala Sushi Den, Anda dapat mengunjungi cabang resto ini di jalan Guntur. Catat juga jam operasionalnya, karena Sushi Den buka pada pukul 10.00-21.00 WIB dari Senin sampai Jumat, dan pukul 10.00-22.00 WIB setiap Sabtu dan Minggu.
Sumber : seindystraveling
Lihat juga :
laguna
sushi tei
tamani
Warung Laos, Bandung
Kalau Anda sedang berbelanja di kawasan Cihampelas Bandung, tak perlu repot mencari restoran Bandung yang menyediakan menu variatif sekaligus unik. Cukup kunjungi Warung Laos yang menyediakan menu Eropa sampai khas Indonesia.
Restoran Bandung bernama “Warung Laos” mungkin terdengar canggung di telinga Anda. Apakah resto tersebut menjual masakan khas Vietnam, atau Warung Laos adalah tempat membeli aneka bumbu dapur seperti laos, ataukah seluruh menu masakannya menambahkan laos? Sayangnya ketiga tebakan itu tidak ada benar. Nama Warung Laos sendiri dipilih semata-mata karena nama yang unik, dan filosofi “setiap makanan mengandung bumbu masak” (seperti laos, RED).
Restoran Bandung yang beroperasi sejak 7 April 1999, didirikan beberapa penggemar golf yang bertemu dalam suatu turnamen di Bogor. Warung Laos sendiri mulanya lebih diperuntukkan sebagai tempat berkumpul sambil melahap makanan, sekaligus 'sedikit' membicarakan persoalan bisnis masing-masing. Tak dinanya, Warung Laos yang dibangun dengan arsitektur campuran Eropa klasik dengan furniture kayu khas Bali, hanya menambah keunikan salah satu restoran Bandung ini. Terlebih dengan adanya stick golf raksasa yang merupakan tungku pembakaran pizza berbahan bakar kayu, dan berbagai foto dari salah satu fotografer terkenal Indonesia yang memenuhi dinding.
Pizza Asli Sampai Pizza Peuyeum
Bicara tungku pembuatan pizza, Anda pasti sudah bisa menebak apa jenis makanan yang terdapat di Warung Laos. Ya, Warung Laos memang menyediakan berbagai makanan khas Italia seperti Pizza, Spaghetti, Rizo Di Pollo, dan menu-menu ala Italia lainnya. Pasalnya salah satu owner restoran Bandung yang unik ini pernah mengenyam pendidikan di Italia, dan menjadikan Italian Pizza sebagai menu utama. Wajar bila Anda akan mendapati kulit pizza yang lebih tipis ketimbang pizza umumnya, berkat resep chef yang cukup lama bermukim di Italia.
Tak cuma pizza, restoran Bandung ini juga dikenal lewat menu “Sausage Spiral”. Makanan ini berupa sosis goreng yang dibentuk lingkaran, ditambah dengan bumbu barbeque dan garnish, disajikan bersama kentang goreng. Selain itu, Anda juga bisa mencoba “Calzone” yang ‘nyaris’ menyerupai pastel raksasa. Makanan ini adalah pizza dengan topping yang dilipat di tengah, sehingga berbentuk setengah lingkaran. Tak cukup sampai di situ, Warung Laos juga menawarkan menu “Rizo Di Pollo” yang merupakan ayam, steamed rice, bayam, dan omelette, kemudian ditambahi telur, jamur, serta bahan-bahan lain. Rizo Di Pollo sendiri cocok bagi Anda yang menyenangi masakan berbumbu, karena citra rasa rempah-rempah yang menonjol.
Sedang Anda yang ingin menyantap menu lokal, restoran Bandung Warung Laos juga menyediakan banyak pilihan masakan Indonesia, seperti Nasi Goreng Buntut, Sop Buntut, Tahu Gejrot, dan lain-lain. Namun untuk yang terkahir, Anda jangan membayangkan tahu Gejrot sama seperti bentuk umumnya, karena di Warung Laos penyajiannya tanpa kuah namun diberi bumbu campuran kecap, lime, dan bumbu khas ala Warung Laos yang menjadikan rasanya menjadi unik. Istimewanya, Anda juga bisa membawa bahan-bahan sendiri untuk ditambahkan pada makanan yang dipesan.
Menu makanan unik lain di restoran Bandung ini adalah menu campuran Italia-Sunda, yaitu “Pizza Peuyeum Laos”. Pizza ini merupakan pizza manis yang berisi peuyeum, cheddar cheese, mozarella, kismis, serta selai strawberry.
Mereguk Shirley Temple Atau Membawa Pulang Sambal Laos
Selain menu makanan yang menggugah selera, menu minuman di Warung Laos tak kalah unik. Anda bisa memesan “Shirley Temple” yang bercitra-rasa asam-menyegarkan, bercampur manisnya soft drink, simple syrup, dan lemon. Minuman ini juga dipercantik dengan whip cream dan strawberry yang menambah keinginan Anda menghabiskan isi gelas. Kemudian menu minuman “Eye Opener” yang terdiri dari strawberry, pisang, lemon, dan yoghurt. Sesuai namanya, minuman ini bisa membuat mata kembali melek berkat kesegarannya.
Oya, bagi Anda yang berkunjung ke Warung Laos, jangan lupa untuk mencicipi “Sambal Laos” yang terkenal. Sambal ini biasanya dihidangkan bersama pizza dan calzone, namun banyak pula pengunjung yang sengaja membeli Sambal Laos untuk dibawa pulang karena rasanya yang khas. Uniknya, bahan-bahan pembuatan sambal ini pun “sangat rahasia”, dan tak seorang karyawan pun yang tahu. Kabarnya, sambal ini dibuat langsung oleh salah seorang owner restoran Bandung ini, dan mengirimkan ke Warung Laos dalam bentuk jadi.
Harga Murah yang Digemari Artis
Menu-menu bercitarasa tinggi di restoran Bandung Warung Laos dapat Anda peroleh mulai harga Rp 8.500 sampai Rp 65.000 untuk paket lengkap “One Dish Meal” yang terdiri dari tiga macam makanan. Sementara untuk minuman, Anda cukup merogoh kocek Rp 8.500 sampai Rp 19.500 untuk “Tutti Frutti” yang merupakan campuran buah ditambahi es krim.
Tak cuma murah, Warung Laos juga menerima pesanan untuk dibawa pulang (take away order). Uniknya, kemasan kotak untuk pesanan dari restoran Bandung ini dibuat dari anyaman bambu, sehingga turut mendukung program “Go Green” yang sedang marak di dunia.
Bagi Anda yang ingin berkunjung ke Warung Laos sebaiknya memperhatikan jam operasional yang tidak sama setiap harinya. Untuk Senin dan Selasa, restoran Bandung ini buka pukul 18.00-23.00 WIB, sementara pada Rabu dan Kamis pada pukul11.00-23.00 WIB, sedang Jumat sampai Minggu Warung Laos beroperasi pada pukul 11.00-24.00 WIB. Namun jika Anda tidak kebagian tempat karena padatnya pengunjung di malam hari, Anda bisa mencoba cabang restoran Bandung ini di wilayah Dago atas, dekat Dago Golf. Selebihnya, jika Anda datang di waktu yang tepat, mungkin saja Anda duduk bersebelahan meja dengan selebritis seperti Nycta Gina, Vino Bastian, Ade Rai, Titi Kamal, Christian Sugiono, VJ Rianti, sampai Andi Rif yang beberapa kali terlihat di tempat ini.
Sumber : seindystraveling
Lihat juga :
marzano
loewy
table8
Restoran Bandung bernama “Warung Laos” mungkin terdengar canggung di telinga Anda. Apakah resto tersebut menjual masakan khas Vietnam, atau Warung Laos adalah tempat membeli aneka bumbu dapur seperti laos, ataukah seluruh menu masakannya menambahkan laos? Sayangnya ketiga tebakan itu tidak ada benar. Nama Warung Laos sendiri dipilih semata-mata karena nama yang unik, dan filosofi “setiap makanan mengandung bumbu masak” (seperti laos, RED).
Restoran Bandung yang beroperasi sejak 7 April 1999, didirikan beberapa penggemar golf yang bertemu dalam suatu turnamen di Bogor. Warung Laos sendiri mulanya lebih diperuntukkan sebagai tempat berkumpul sambil melahap makanan, sekaligus 'sedikit' membicarakan persoalan bisnis masing-masing. Tak dinanya, Warung Laos yang dibangun dengan arsitektur campuran Eropa klasik dengan furniture kayu khas Bali, hanya menambah keunikan salah satu restoran Bandung ini. Terlebih dengan adanya stick golf raksasa yang merupakan tungku pembakaran pizza berbahan bakar kayu, dan berbagai foto dari salah satu fotografer terkenal Indonesia yang memenuhi dinding.
Pizza Asli Sampai Pizza Peuyeum
Bicara tungku pembuatan pizza, Anda pasti sudah bisa menebak apa jenis makanan yang terdapat di Warung Laos. Ya, Warung Laos memang menyediakan berbagai makanan khas Italia seperti Pizza, Spaghetti, Rizo Di Pollo, dan menu-menu ala Italia lainnya. Pasalnya salah satu owner restoran Bandung yang unik ini pernah mengenyam pendidikan di Italia, dan menjadikan Italian Pizza sebagai menu utama. Wajar bila Anda akan mendapati kulit pizza yang lebih tipis ketimbang pizza umumnya, berkat resep chef yang cukup lama bermukim di Italia.
Tak cuma pizza, restoran Bandung ini juga dikenal lewat menu “Sausage Spiral”. Makanan ini berupa sosis goreng yang dibentuk lingkaran, ditambah dengan bumbu barbeque dan garnish, disajikan bersama kentang goreng. Selain itu, Anda juga bisa mencoba “Calzone” yang ‘nyaris’ menyerupai pastel raksasa. Makanan ini adalah pizza dengan topping yang dilipat di tengah, sehingga berbentuk setengah lingkaran. Tak cukup sampai di situ, Warung Laos juga menawarkan menu “Rizo Di Pollo” yang merupakan ayam, steamed rice, bayam, dan omelette, kemudian ditambahi telur, jamur, serta bahan-bahan lain. Rizo Di Pollo sendiri cocok bagi Anda yang menyenangi masakan berbumbu, karena citra rasa rempah-rempah yang menonjol.
Sedang Anda yang ingin menyantap menu lokal, restoran Bandung Warung Laos juga menyediakan banyak pilihan masakan Indonesia, seperti Nasi Goreng Buntut, Sop Buntut, Tahu Gejrot, dan lain-lain. Namun untuk yang terkahir, Anda jangan membayangkan tahu Gejrot sama seperti bentuk umumnya, karena di Warung Laos penyajiannya tanpa kuah namun diberi bumbu campuran kecap, lime, dan bumbu khas ala Warung Laos yang menjadikan rasanya menjadi unik. Istimewanya, Anda juga bisa membawa bahan-bahan sendiri untuk ditambahkan pada makanan yang dipesan.
Menu makanan unik lain di restoran Bandung ini adalah menu campuran Italia-Sunda, yaitu “Pizza Peuyeum Laos”. Pizza ini merupakan pizza manis yang berisi peuyeum, cheddar cheese, mozarella, kismis, serta selai strawberry.
Mereguk Shirley Temple Atau Membawa Pulang Sambal Laos
Selain menu makanan yang menggugah selera, menu minuman di Warung Laos tak kalah unik. Anda bisa memesan “Shirley Temple” yang bercitra-rasa asam-menyegarkan, bercampur manisnya soft drink, simple syrup, dan lemon. Minuman ini juga dipercantik dengan whip cream dan strawberry yang menambah keinginan Anda menghabiskan isi gelas. Kemudian menu minuman “Eye Opener” yang terdiri dari strawberry, pisang, lemon, dan yoghurt. Sesuai namanya, minuman ini bisa membuat mata kembali melek berkat kesegarannya.
Oya, bagi Anda yang berkunjung ke Warung Laos, jangan lupa untuk mencicipi “Sambal Laos” yang terkenal. Sambal ini biasanya dihidangkan bersama pizza dan calzone, namun banyak pula pengunjung yang sengaja membeli Sambal Laos untuk dibawa pulang karena rasanya yang khas. Uniknya, bahan-bahan pembuatan sambal ini pun “sangat rahasia”, dan tak seorang karyawan pun yang tahu. Kabarnya, sambal ini dibuat langsung oleh salah seorang owner restoran Bandung ini, dan mengirimkan ke Warung Laos dalam bentuk jadi.
Harga Murah yang Digemari Artis
Menu-menu bercitarasa tinggi di restoran Bandung Warung Laos dapat Anda peroleh mulai harga Rp 8.500 sampai Rp 65.000 untuk paket lengkap “One Dish Meal” yang terdiri dari tiga macam makanan. Sementara untuk minuman, Anda cukup merogoh kocek Rp 8.500 sampai Rp 19.500 untuk “Tutti Frutti” yang merupakan campuran buah ditambahi es krim.
Tak cuma murah, Warung Laos juga menerima pesanan untuk dibawa pulang (take away order). Uniknya, kemasan kotak untuk pesanan dari restoran Bandung ini dibuat dari anyaman bambu, sehingga turut mendukung program “Go Green” yang sedang marak di dunia.
Bagi Anda yang ingin berkunjung ke Warung Laos sebaiknya memperhatikan jam operasional yang tidak sama setiap harinya. Untuk Senin dan Selasa, restoran Bandung ini buka pukul 18.00-23.00 WIB, sementara pada Rabu dan Kamis pada pukul11.00-23.00 WIB, sedang Jumat sampai Minggu Warung Laos beroperasi pada pukul 11.00-24.00 WIB. Namun jika Anda tidak kebagian tempat karena padatnya pengunjung di malam hari, Anda bisa mencoba cabang restoran Bandung ini di wilayah Dago atas, dekat Dago Golf. Selebihnya, jika Anda datang di waktu yang tepat, mungkin saja Anda duduk bersebelahan meja dengan selebritis seperti Nycta Gina, Vino Bastian, Ade Rai, Titi Kamal, Christian Sugiono, VJ Rianti, sampai Andi Rif yang beberapa kali terlihat di tempat ini.
Sumber : seindystraveling
Lihat juga :
marzano
loewy
table8
Kambing Bakar Cairo, “Makan Tidak Ketagihan, Kami yang Bayar!”
Kalau Anda kapok melahap daging kambing yang berakibat naiknya kadar kolesterol ataupun tekanan darah, tidak demikian saat mencoba olahan kambing muda di Kambing Bakar Cairo. Dengan menyeleksi kambing yang akan dipotong, daging kambing jadi rendah kolesterolnya. Selebihnya, racikan rempah-rempah yang digunakan terbukti membuat bau daging kambing jadi tak menusuk hidung, dan membuat Anda ketagihan melahapnya.
Daging kambing memang bisa menaikkan kadar kolesterol dan tekanan darah. Tapi tunggu dulu, itu sebenarnya hanya jika kambing yang diolah bukan kambing muda. Dengan menyeleksi langsung usia kambing maksimal tiga bulan, Anda bakal mendapat hasil olahan daging kambing yang rendah kolesterol, sekaligus kurang bau (kambing).
Jika cara memotong dan menyayat daging sudah tentu punya trik khusus, kambing pun harus sehat saat dipotong untuk mendapatkan rasa yang baik. Sebaliknya, Jika kambing sedang mengidap penyakit atau tidak dalam kondisi fit saja, bau bakaran mungkin tercium lezat, tetapi rasanya akan lebih hambar. Sehingga, mendapat penjual yang memperhatikan masalah ini akan susah ditemukan, karena rata-rata pedagang membeli daging dari pasar dalam kondisi sudah terpotong. Terlebih untuk mencari penjual daging olahan yang punya resep khusus, sehingga daging kambing bukan saja tanpa bau menusuk hidung, tidak alot, sekaligus nikmat disantap.
Rasa Dahsyat, Daging Lembut Banget
Sesuai nama restonya, Kambing Bakar Cairo menyajikan menu andalan kambing bakar muda. Tak cuma menyebut "muda", pemiliknya, Novel, memastikan sendiri kambing dipotong sesuai usianya, Ia bahkan mengumpulkan sendiri kambing sebelum dipotong, dan kalau perlu mengobati kambing jika hewan tersebut mengidap penyakit. Pastinya, ketatnya quality control inllah yang membuat pengunjung dari kalangan perkantoran selalu memadati resto kala makan siang tiba. Kemudian jika malam menjelang, giliran pengunjung keluarga yang meramaikan resto di kawasan wisma Garia itu.
Lalu jika kalangan artis dari Lidya Kandow, Edi Brokoli, Rizki The Titans, hingga Primus adalah sedikit artis yang teringat pernah mengecap daging kambing di sini, Kambing Bakar Cairo belakangan kerap dikunjungi turis-turis mancanegara. Pasalnya, bumbu khusus yang digunakan berhasil membuat konsumen yang tidak senang daging kambing pun jadi bisa melahap potongan iga atau punggung kambing. Sehingga tak cuma rasanya saja yang dahsyat, tapi juga karena daging yang disajikan sangat mudah dikunyah. Lembut banget!
Kambing Bakar Cairo
Memakai nama restonya, menu olahan daging kambing yang jadi unggulan ini biasanya disajikan dengan roti Maryam atau Cane, atau bisa juga dengan nasi putih yang masih hangat. Setelah dibakar, daging disajikan di atas hotplate yang langsung dibolak-balik untuk mematangkannya, sekaligus agar tidak gosong.
Sedang untuk pilihan menu, Anda bisa mencoba daging kambing seberat 250, 350, hingga 500 gram, dengan harga Rp 35.000 hingga Rp 50.000. Kemudian, Anda masih bisa mencoba varian menu menarik lain, seperti Nasi Goreng Kambing Cairo, Kopi Jahe, Jus Buah Manis Madu, Susu kambing Rempah Kurma, dan aneka minuman. Bahkan, tersedia pula Tongseng yang resepnya memadukan rasa Timur Tengah dan Jawa Timur.
Terlezat ke-2 di Cairo
Menurut klaim Novel, Kambing Bakar Cairo sudah terbukti kelebihannya dalam hal rendah kadar kolesterol, aman untuk pengidap penyakit darah tinggi, sekaligus punya rasa yang bakal membuat ketagihan. Cerita punya cerita, resep resto yang terletak di jalan Geger Kalong Hilir no. 25 ini, adalah resep turunan dari usaha kambing bakar milik neneknya di Cairo yang sampai sekarang masih berdiri. Kabarnya, cikal-bakal inilah yang mendapat gelar resto kambing bakar terlezat kedua di seluruh Cairo.
Diskon atau Malah Dibayar
Namun, tentu saja Anda jangan langsung percaya kata-kata itu. Ibarat pepatah mengatakan, "kecap tidak ada yang nomor dua", setiap pedagang tentu mengagulkan produk yang dijualnya. Begitu pula dengan Kambing Bakar Cairo. Nah, bagi Anda yang penasaran dengan rasa Kambing Bakar Cairo, silahkan mengontak kantor MegaDiskon.com setiap jam kerja, untuk mendapatkan potongan harga sebesar 10 persen.
Namun, bagi Anda yang masih ragu mencicip kelezatan olahan daging Kambing Bakar Cairo, ada janji khusus dari pemiliknya. "Kalau Anda makan di sini dan tidak ketagihan, silahkan hitung harga makanan tersebut, dan Anda akan dibayar makanan yang dibeli!” Wow! Sangat Menantang bukan? Makanya, segera ke Kambing Bakar Cairo!
Sumber :seindystraveling
Lihat juga :
laguna
sushi tei
tamani
Daging kambing memang bisa menaikkan kadar kolesterol dan tekanan darah. Tapi tunggu dulu, itu sebenarnya hanya jika kambing yang diolah bukan kambing muda. Dengan menyeleksi langsung usia kambing maksimal tiga bulan, Anda bakal mendapat hasil olahan daging kambing yang rendah kolesterol, sekaligus kurang bau (kambing).
Jika cara memotong dan menyayat daging sudah tentu punya trik khusus, kambing pun harus sehat saat dipotong untuk mendapatkan rasa yang baik. Sebaliknya, Jika kambing sedang mengidap penyakit atau tidak dalam kondisi fit saja, bau bakaran mungkin tercium lezat, tetapi rasanya akan lebih hambar. Sehingga, mendapat penjual yang memperhatikan masalah ini akan susah ditemukan, karena rata-rata pedagang membeli daging dari pasar dalam kondisi sudah terpotong. Terlebih untuk mencari penjual daging olahan yang punya resep khusus, sehingga daging kambing bukan saja tanpa bau menusuk hidung, tidak alot, sekaligus nikmat disantap.
Rasa Dahsyat, Daging Lembut Banget
Sesuai nama restonya, Kambing Bakar Cairo menyajikan menu andalan kambing bakar muda. Tak cuma menyebut "muda", pemiliknya, Novel, memastikan sendiri kambing dipotong sesuai usianya, Ia bahkan mengumpulkan sendiri kambing sebelum dipotong, dan kalau perlu mengobati kambing jika hewan tersebut mengidap penyakit. Pastinya, ketatnya quality control inllah yang membuat pengunjung dari kalangan perkantoran selalu memadati resto kala makan siang tiba. Kemudian jika malam menjelang, giliran pengunjung keluarga yang meramaikan resto di kawasan wisma Garia itu.
Lalu jika kalangan artis dari Lidya Kandow, Edi Brokoli, Rizki The Titans, hingga Primus adalah sedikit artis yang teringat pernah mengecap daging kambing di sini, Kambing Bakar Cairo belakangan kerap dikunjungi turis-turis mancanegara. Pasalnya, bumbu khusus yang digunakan berhasil membuat konsumen yang tidak senang daging kambing pun jadi bisa melahap potongan iga atau punggung kambing. Sehingga tak cuma rasanya saja yang dahsyat, tapi juga karena daging yang disajikan sangat mudah dikunyah. Lembut banget!
Kambing Bakar Cairo
Memakai nama restonya, menu olahan daging kambing yang jadi unggulan ini biasanya disajikan dengan roti Maryam atau Cane, atau bisa juga dengan nasi putih yang masih hangat. Setelah dibakar, daging disajikan di atas hotplate yang langsung dibolak-balik untuk mematangkannya, sekaligus agar tidak gosong.
Sedang untuk pilihan menu, Anda bisa mencoba daging kambing seberat 250, 350, hingga 500 gram, dengan harga Rp 35.000 hingga Rp 50.000. Kemudian, Anda masih bisa mencoba varian menu menarik lain, seperti Nasi Goreng Kambing Cairo, Kopi Jahe, Jus Buah Manis Madu, Susu kambing Rempah Kurma, dan aneka minuman. Bahkan, tersedia pula Tongseng yang resepnya memadukan rasa Timur Tengah dan Jawa Timur.
Terlezat ke-2 di Cairo
Menurut klaim Novel, Kambing Bakar Cairo sudah terbukti kelebihannya dalam hal rendah kadar kolesterol, aman untuk pengidap penyakit darah tinggi, sekaligus punya rasa yang bakal membuat ketagihan. Cerita punya cerita, resep resto yang terletak di jalan Geger Kalong Hilir no. 25 ini, adalah resep turunan dari usaha kambing bakar milik neneknya di Cairo yang sampai sekarang masih berdiri. Kabarnya, cikal-bakal inilah yang mendapat gelar resto kambing bakar terlezat kedua di seluruh Cairo.
Diskon atau Malah Dibayar
Namun, tentu saja Anda jangan langsung percaya kata-kata itu. Ibarat pepatah mengatakan, "kecap tidak ada yang nomor dua", setiap pedagang tentu mengagulkan produk yang dijualnya. Begitu pula dengan Kambing Bakar Cairo. Nah, bagi Anda yang penasaran dengan rasa Kambing Bakar Cairo, silahkan mengontak kantor MegaDiskon.com setiap jam kerja, untuk mendapatkan potongan harga sebesar 10 persen.
Namun, bagi Anda yang masih ragu mencicip kelezatan olahan daging Kambing Bakar Cairo, ada janji khusus dari pemiliknya. "Kalau Anda makan di sini dan tidak ketagihan, silahkan hitung harga makanan tersebut, dan Anda akan dibayar makanan yang dibeli!” Wow! Sangat Menantang bukan? Makanya, segera ke Kambing Bakar Cairo!
Sumber :seindystraveling
Lihat juga :
laguna
sushi tei
tamani
Resto Aanjangan Bandung
Anda mencari makanan yang unik, jarang ditemui sekaligus rendah kolesterol? Kunjungi segera Aanjangan.
Resto Aanjangan Bandung menjadi salah satu resto lain yang menyajikan menu unik sebagai trade mark, sekaligus magnet para pengunjung setia. Kalau Anda tidak biasa melahap “ceker ayam” (istilah untuk olahan makanan berupa potongan kaki ayam), resto Aanjangan Bandung punya trik khusus menyajikan masakannya.
Anda pasti tahu ceker kan? Istilah untuk kaki ayam tersebut memang populer di Indonesia sebagai campuran masakan seperti sayur sop maupun pelengkap mie baso. Ceker memang seolah menjadi 'buangan' atau bahan-bahan sisa yang kurang dimanfaatkan. Namun kini di Bandung telah hadir sebuah restoran yang menjadikan ceker tidak hanya sebagai pelengkap belaka, melainkan sebagai menu utama. Inilah resto Aanjangan Bandung.
Nama “Aanjangan” sendiri diambil dari istilah bahasa Sunda yang berarti “permainan masak-memasak”, dan umumnya dilakukan anak-anak kecil. Pun karena lokasi resto Aanjangan Bandung berada di Kota Kembang yang mayoritas penduduknya berbahasa Sunda, istilah “aanjangan” takan pernah terhapus dari ingatan, dan bisa saja kembali membangkitkan nostalgia masa kecil.
Meski nama Aanjangan identik dengan permainan anak-anak, bukan berarti sang owner main-main dalam menjalankan usahanya ini. Sebelum membuka Aanjangan, Teddy sang owner, sempat berbulan-bulan melakukan eksperimen untuk menghasilkan bumbu ceker yang enak dan layak dijadikan menu utama. Eksperimen tersebut juga dibantu oleh anggota keluarga dan teman-teman sebagai tester, demi mendapat takaran bumbu yang pas. Hasilnya, Aanjangan pernah diundang mengikuti salah satu festival di Negeri Singa bertajuk “Singapore Food Festival”. Ini tentu berkat keunikan dan kemampuan olah masakan resto Aanjangan Bandung yang prima.
Ceker, Ayam, Udang, dan Youghurt
Saat ini, resto Aanjangan Bandung memiliki tiga menu utama berbahan ceker, yaitu “Ceker Rica-rica”, “Ceker “Asam Manis”, dan “Ceker Lada Hitam”. Ceker rica-rica cocok bagi Anda yang menyukai hidangan pedas, karena ceker diolah dengan sambal Menado yang lebih pedas dari biasanya. Saat menyantap ceker rica-rica, Anda dijamin lebih bersemangat menghabiskan makan siang, dan kantuk pun hilang seketika. Namun Anda bagi yang kurang menyukai masakan pedas, menu ceker asam manis dengan saus olahan sendiri yang ditambahi potongan nanas, bisa memberi citra rasa asam-manis nan segar. Sedang menu unggulan ketiga di resto Aanjangan Bandung menawarkan olahan ceker dengan berbagai rempah pilihan yang diakhiri taburan lada hitam untuk meningkatkan citarasanya.
Namun begitu, Anda yang tidak menyukai ceker juga bisa menikmati aneka menu unik lain di resto Aanjangan Bandung. Ada “Ayam Bakar Manis” dan “Ayam Bakar Rica-rica” misalnya, atau “Udang Bakar Madu Lemon (ML)” untuk citrarasa yang lebih unik. Menu Udang Bakar ML ini merupakan udang windu atau udang pechi dengan ukuran cukup besar yang dibakar. Bedanya, udang bakar ini lebih dulu diolesi gulali yang terbuat dari campuran madu dan jeruk segar. Kalau Anda biasa menyantap udang bakar sebagai peneman nasi, Udang bakar ML ini pun bisa menjadi lauk dengan tambahan lalab dan sambal, bahkan nikmat menjadikannya sebagai camilan dengan rasa yang unik.
Sebagai pelepas dahaga, resto Aanjangan Bandung menyediakan berbagai macam yoghurt yang dapat dipilih sesuai keinginan. Mulai dari “Ice Blue Yoghurt” dengan warna biru yang menggoda, sampai “Mix Fruit Yoghurt” yang dicampur dengan berbagai macam buah segar. Pastinya, aneka yoghurt di resto Aanjangan akan mampu 'mendinginkan' perut Anda sehabis menyantap makanan.
Untuk menikmati menu-menu yang ada di resto Aanjangan Bandung, Anda tidak perlu merogoh kocek dalam-dalam. Cukup Rp 13.000 untuk mendapatkan aneka menu ceker, dan Rp 10.000 untuk memesan menu ayam dan udang bakar, bahkan sudah termasuk nasi putih. Sedang untuk yoghurt, Anda perlu mengeluarkan dana mulai dari Rp 7.000 sampai Rp 10.000 untuk mendapatkan “Mix Fruit Yoghurt”. Jajanan irit bukan?
Diskon 10%
Nah, Anda yang sudah tidak sabar mencicip aneka menu di resto Aanjangan Bandung, segera saja datangi beberapa lokasi resto ini. Misalnya di jalan Pajajaran, atau di Rangga Point (jalan Ranggamalela) Bandung. Namun karena outlet di jalan Pajajaran sedang dalam proses renovasi, Anda bisa meminta delivery ke kantor atau rumah Anda tanpa minimal order.
Selain itu, Anda yang sedang mencari catering untuk event tertentu, resto Aanjangan Bandung juga menyediakan porsi khusus bagi pemesan. Misalnya dengan minimal order 50 porsi untuk event seperti pernikahan, reuni, ulang tahun, sampai arisan, disediakan varian menu dari mulai ceker, ayam, udang, sampai ikan.
Sedang untuk Anda yang ingin mencoba menu di resto Aanjangan Bandung dengan harga diskon 10 persen, Anda cukup menyebutkan “password” saat memesan. Passwordnya sendiri bisa Anda dapatkan di website Aanjangan. Namun jangan sampai Anda datang di waktu yang salah, karena resto Aanjangan Bandung baru mulai beroperasi pukul 10.00 WIB hingga pukul 22.00 WIB untuk weekday, dan tutup pukul 24.00 WIB pada weekend. Jadi, selamat berkunjung!
Sumber : seindystraveling
Lihat juga :
marzano
loewy
table8
Resto Aanjangan Bandung menjadi salah satu resto lain yang menyajikan menu unik sebagai trade mark, sekaligus magnet para pengunjung setia. Kalau Anda tidak biasa melahap “ceker ayam” (istilah untuk olahan makanan berupa potongan kaki ayam), resto Aanjangan Bandung punya trik khusus menyajikan masakannya.
Anda pasti tahu ceker kan? Istilah untuk kaki ayam tersebut memang populer di Indonesia sebagai campuran masakan seperti sayur sop maupun pelengkap mie baso. Ceker memang seolah menjadi 'buangan' atau bahan-bahan sisa yang kurang dimanfaatkan. Namun kini di Bandung telah hadir sebuah restoran yang menjadikan ceker tidak hanya sebagai pelengkap belaka, melainkan sebagai menu utama. Inilah resto Aanjangan Bandung.
Nama “Aanjangan” sendiri diambil dari istilah bahasa Sunda yang berarti “permainan masak-memasak”, dan umumnya dilakukan anak-anak kecil. Pun karena lokasi resto Aanjangan Bandung berada di Kota Kembang yang mayoritas penduduknya berbahasa Sunda, istilah “aanjangan” takan pernah terhapus dari ingatan, dan bisa saja kembali membangkitkan nostalgia masa kecil.
Meski nama Aanjangan identik dengan permainan anak-anak, bukan berarti sang owner main-main dalam menjalankan usahanya ini. Sebelum membuka Aanjangan, Teddy sang owner, sempat berbulan-bulan melakukan eksperimen untuk menghasilkan bumbu ceker yang enak dan layak dijadikan menu utama. Eksperimen tersebut juga dibantu oleh anggota keluarga dan teman-teman sebagai tester, demi mendapat takaran bumbu yang pas. Hasilnya, Aanjangan pernah diundang mengikuti salah satu festival di Negeri Singa bertajuk “Singapore Food Festival”. Ini tentu berkat keunikan dan kemampuan olah masakan resto Aanjangan Bandung yang prima.
Ceker, Ayam, Udang, dan Youghurt
Saat ini, resto Aanjangan Bandung memiliki tiga menu utama berbahan ceker, yaitu “Ceker Rica-rica”, “Ceker “Asam Manis”, dan “Ceker Lada Hitam”. Ceker rica-rica cocok bagi Anda yang menyukai hidangan pedas, karena ceker diolah dengan sambal Menado yang lebih pedas dari biasanya. Saat menyantap ceker rica-rica, Anda dijamin lebih bersemangat menghabiskan makan siang, dan kantuk pun hilang seketika. Namun Anda bagi yang kurang menyukai masakan pedas, menu ceker asam manis dengan saus olahan sendiri yang ditambahi potongan nanas, bisa memberi citra rasa asam-manis nan segar. Sedang menu unggulan ketiga di resto Aanjangan Bandung menawarkan olahan ceker dengan berbagai rempah pilihan yang diakhiri taburan lada hitam untuk meningkatkan citarasanya.
Namun begitu, Anda yang tidak menyukai ceker juga bisa menikmati aneka menu unik lain di resto Aanjangan Bandung. Ada “Ayam Bakar Manis” dan “Ayam Bakar Rica-rica” misalnya, atau “Udang Bakar Madu Lemon (ML)” untuk citrarasa yang lebih unik. Menu Udang Bakar ML ini merupakan udang windu atau udang pechi dengan ukuran cukup besar yang dibakar. Bedanya, udang bakar ini lebih dulu diolesi gulali yang terbuat dari campuran madu dan jeruk segar. Kalau Anda biasa menyantap udang bakar sebagai peneman nasi, Udang bakar ML ini pun bisa menjadi lauk dengan tambahan lalab dan sambal, bahkan nikmat menjadikannya sebagai camilan dengan rasa yang unik.
Sebagai pelepas dahaga, resto Aanjangan Bandung menyediakan berbagai macam yoghurt yang dapat dipilih sesuai keinginan. Mulai dari “Ice Blue Yoghurt” dengan warna biru yang menggoda, sampai “Mix Fruit Yoghurt” yang dicampur dengan berbagai macam buah segar. Pastinya, aneka yoghurt di resto Aanjangan akan mampu 'mendinginkan' perut Anda sehabis menyantap makanan.
Untuk menikmati menu-menu yang ada di resto Aanjangan Bandung, Anda tidak perlu merogoh kocek dalam-dalam. Cukup Rp 13.000 untuk mendapatkan aneka menu ceker, dan Rp 10.000 untuk memesan menu ayam dan udang bakar, bahkan sudah termasuk nasi putih. Sedang untuk yoghurt, Anda perlu mengeluarkan dana mulai dari Rp 7.000 sampai Rp 10.000 untuk mendapatkan “Mix Fruit Yoghurt”. Jajanan irit bukan?
Diskon 10%
Nah, Anda yang sudah tidak sabar mencicip aneka menu di resto Aanjangan Bandung, segera saja datangi beberapa lokasi resto ini. Misalnya di jalan Pajajaran, atau di Rangga Point (jalan Ranggamalela) Bandung. Namun karena outlet di jalan Pajajaran sedang dalam proses renovasi, Anda bisa meminta delivery ke kantor atau rumah Anda tanpa minimal order.
Selain itu, Anda yang sedang mencari catering untuk event tertentu, resto Aanjangan Bandung juga menyediakan porsi khusus bagi pemesan. Misalnya dengan minimal order 50 porsi untuk event seperti pernikahan, reuni, ulang tahun, sampai arisan, disediakan varian menu dari mulai ceker, ayam, udang, sampai ikan.
Sedang untuk Anda yang ingin mencoba menu di resto Aanjangan Bandung dengan harga diskon 10 persen, Anda cukup menyebutkan “password” saat memesan. Passwordnya sendiri bisa Anda dapatkan di website Aanjangan. Namun jangan sampai Anda datang di waktu yang salah, karena resto Aanjangan Bandung baru mulai beroperasi pukul 10.00 WIB hingga pukul 22.00 WIB untuk weekday, dan tutup pukul 24.00 WIB pada weekend. Jadi, selamat berkunjung!
Sumber : seindystraveling
Lihat juga :
marzano
loewy
table8
Lezatnya Hidangan Herbal Kegemaran Kaisar China
Hidangan Kaisar China zaman dulu kebanyakan berbahan baku sayuran. Selain itu bumbu-bumbunya pun mengandung obat.
Tak hanya lezat, menu herbal itu juga menguatkan stamina. Kini, masyarakat kembali melirik hidangan yang tidak mengandung bahan-bahan yang bisa membuat tubuh tambun. Makanan sehat yang dimaksud kebanyakan berbahan dasar sayur-sayuran.
Berbicara mengenai mengonsumsi makanan sehat, sebenarnya hal itu telah dilakukan bangsa China secara turun-temurun.
Di Istana Musim Panas Kaisar China di Beijing, ditemukan catatan sejarah mengenai gaya hidup sehat yang telah dilakukan kaisar pada masa pemerintahannya.
Misalnya, mendapatkan aroma buah-buahan pada makanan tidak dibuat dengan aroma buatan, namun kaisar menempatkan ratusan buah segar di ruangan tempat dia beristirahat.
Di bagian samping singgasana, ada sebuah pinggan besar yang penuh berisi buah jeruk. Karenanya, ruangan kaisar pun dipenuhi aroma jeruk.
Tidak sekadar aroma, makanan utama yang dikonsumsi kaisar pun berbahan dasar sayursayuran yang bisa menyegarkan tubuh.
Di dapur istana ada sekitar 100 pelayan dan juru masak yang siap mengolah sayur-sayuran itu. Kalaupun ada daging ayam atau daging-dagingan lainnya, makanan itu dimasak dengan sayuran obat-obatan.
Menghidangkan makanan sehat atau dikenal juga dengan sebutan chinese herbal cooking itulah yang juga diusung beberapa tempat makan di mal dan restoran di Jakarta.
Menu chinese herbal cooking merupakan hidangan berupa daging atau lainnya yang dimasak dengan menggunakan bumbu-bumbu atau rempahrempah yang berkhasiat untuk kesehatan.
Salah satu contohnya ialah fibrous ginseng. Rempah-rempah itu berkhasiat untuk menambah daya tahan tubuh serta meningkatkan energi dan daya ingat.
Ada pula codonopsis, bahan yang bisa mengatasi keluhan susah tidur, daya ingat berkurang, diabetes, dan tidak nafsu makan.
Bahan lainnya adalah tangkuey. Bahan itu sangat bermanfaat bagi perempuan yang tengah mengalami perubahan hormon.
Pada umumnya, menu herbal yang disajikan berasal dari daratan China. Hal itu erat kaitannya dengan sejarah negeri tersebut yang memang terkenal dengan ramuan herbalnya.
Untuk mengolah makanan yang mengandung bahan obat-obatan itu, diperlukan keahlian tersendiri, setidaknya agar rasa pahit atau aroma obat yang cukup kuat bisa hilang.
Dengan demikian, makanan yang berbahan dasar daging ayam atau hewan lainnya rasanya akan tetap gurih.
Memang setiap masakan yang diberi ramuan herbal rasanya sedikit berubah. Namun, apabila ditangani oleh juru masak yang cukup ahli, masakan tersebut tetap lezat.
Bagi mereka yang penasaran mencicipi masakan herbal, bisa berkunjung ke restoran Dian Xiao Er yang berlokasi di Mal Taman Anggrek, Jakarta Barat. Nama resto itu memiliki arti pelayan kedai kuno di sebuah penginapan di perdesaan China.
Konon, pada masa lalu, kedai kecil itu selalu menjadi tempat persinggahan para pengembara yang rata-rata merupakan pesilat.
Sembari beristirahat, para pendekar itu menikmati makanan yang kebanyakan mengandung herbal untuk menjaga stamina tubuh.
“Jadi, nama itu kami gunakan untuk mengingatkan bahwa resto kami menyajikan hidangan yang menyehatkan,” ujar Cindy Bansaruddin, Manajer Dian Xiao Er. Suasana resto memang mirip dengan suasana perdesaan di China.
Di ruangan bagian tengah terdapat sumur tua yang lengkap dengan alat timba. Ruangan restoran yang berkapasitas 200 orang itu memasang lukisan dinding yang menggambarkan suasana di sebuah kedai di desa yang dipenuhi para pendekar China.
Menurut Cindy, pihaknya sengaja mengadirkan suasana perdesaan China agar para pengunjung resto merasakan suasana yang berbeda setelah seharian disibukkan dengan pekerjaan dan dipusingkan dengan padatnya lalu lintas Ibu Kota.
“Ketika pengunjung tiba di sini, rasanya seperti tengah beristirahat di perdesaan yang berhawa sejuk dan penuh bebatuan,” ujarnya.
Di tempat itu pula tersedia beberapa menu herbal yang jadi andalan, seperti herbal roast duck with angelica herb, herbal roast duck with ten wonder herb, herbal roast duck with wild ginseng, dan stir fried lotus root with macadamia nut.
Bisa dikatakan menu bebek panggang herbal merupakan menu yang cukup unik. Menurut Cindy, pihaknya memilih bebek karena berdasarkan sejarah Kekaisaran China, pada masa Dinasti Yuan, menu bebek panggang merupakan menu khusus anggota kerajaan.
Awalnya, menu tersebut merupakan hasil olahan seorang pelayan (xiao er) yang bekerja di sebuah restoran bebek panggang.
Si pelayan ingin membantu penyembuhan majikannya yang sakit parah. Dia lalu membuat menu bebek herbal, dan ternyata berhasil membuat sang majikan kembali sehat.
Sejak itulah masakan bebek herbal banyak disajikan di berbagai restoran di China dan hingga menyebar ke seluruh dunia.
Untuk menjaga kualitas masakan, bebek yang akan dipanggang dipilih bebek yang cukup berisi dan segar dari jenis Cherry Valley.
Biasanya bebek diimpor dari China yang diternakkan secara alami di tepi danau. Selain daging bebek, ramuan herbalnya didatangkan dari China.
Ramuan Khusus Dalam proses pembuatan menu bebek herbal, daging bebek direndam terlebih dulu dalam ramuan khusus selama beberapa jam.
Berikutnya bagian perut bebek diisi dengan ramuan herbal dan menggunakan jarum khusus. Bagian perut itu pun kemudian ditutup.
Bebek yang sudah berisi ramuan itu dipanggang dengan menggunakan tungku panggang khusus. Bara api dipilih dari kayu rambutan yang bisa menghasilkan rasa bebek panggang yang lezat.
Bebek lalu digantung berputar dan dibiarkan hingga warnanya kecokelatan. Setelah matang, bebek panggang disajikan dalam potonganpotongan kecil. Kulit daging bebek yang kering kecokelatan itu terasa gurih dan renyah saat disantap.
Yang paling unik adalah rasa kuah yang keluar dari bebek panggang itu. Tidak ada sedikit pun bau amis yang tercium.
Yang ada justru aroma segar herbal dari ramuan yang ikut terpanggang di dalam tubuh bebek. Menu itu memang menggoda selera... sangat lezat. Namun, jangan puas dulu hanya menikmati bebek panggang.
Cobalah bertualang menikmati menu-menu sehat lainnya. Menu pendamping bebek panggang yang pas ialah stir fried lotus roots with macadamia nuts.
Menu itu merupakan olahan sayuran yang berasal dari paduan akar bunga teratai, kacang macadamia, kacang tanah, wortel, chestnut, capri, seledri, dan daun bawang.
Semua bahan ditumis dalam waktu singkat sehingga kesegarannya tetap terjaga. Menu itu tentunya kaya akan vitamin dan nutrisi untuk kesegaran tubuh.
“Makanan-makanan di restoran ini, selain mengenyangkan, juga menyehatkan,” kata Cindy. Soal harga, pengunjung tidak perlu khawatir.
Pasalnya, menu-menu istimewa di resto bernuansa perdesaan itu harganya cukup terjangkau, mulai dari 62 ribu rupiah hingga 198 ribu rupiah per porsi.
Bagaimana, Anda penasaran dengan rasa hidangan-hidangan sehat? Coba saja bergegas ke “resto para pendekar” itu.
Sumber : koran
Lihat juga :
Marzano
Loewy
Table8
Restoran Lembur Kuring - Seafood Indonesia
There is no better place in Medan to indulge in the exotic flavours of Javanese and Sundanese food that at Lembur Kuring Restaurant. Established since 1990, Lembur Kuring Restaurant is the largest Indonesian Restaurant in town, yet the moment you walk into restaurant you will find the relaxed atmosphere and get a true feel of sundanese traditional ambience.
Lembur Kuring Restaurant has sitting capacity up 1,000 and is a perfect venue to accomadate corporate meeting, birthday party, product launching and outdoor wedding party. It is most of all an ideal place to enjoy the mouth watering Indonesian food with family and friends.
Sumber : lemburkuring
Lihat juga :
laguna
sushi tei
tamani
Rabu, 29 September 2010
Tahu Ayam Hot Plate - Thai Food, Puncak Bogor
"Sapi Bawang Putih"
"Tahu Ayam"
Thai food merupakan salah satu masakan lokal yang go international. Di Indonesia, restoran yang menyajikan menu khas Kerajaan Siam ini cukup banyak ditemukan di kota-kota besar, dan pada umumnya menyasar foodie dari Kelas A & B (menengah ke atas). Oleh karena itu, Restoran Thai Food biasanya terdapat di hotel-hotel mewah, mall, ataupun bangunan yang memang disetting cukup mewah. Di Bogor, restoran sejenis ini salah satunya dapat ditemui di Jl. Kantor Pos no. 6, di belakang Hero Pajajaran, bertajuk Restoran Puncak.
Restoran Puncak merupakan salah satu tempat makan favorit keluarga saya, berikut saya sampaikan sedikit coretan tentang menu yang dihadirkan oleh resto ini. Silakan menikmati….
Cumi Goreng Tepung, irisan daging cumi yang dibalut dengan tepung panir dan disajikan dengan bumbu sambal yang unik. Cukup yummi untuk membuka hidangan awal. Satu piring menu ini dapat ditebus dengan harga 35ribu rupiah.
Tahu Ayam Hot Plate, nah ini favorit nomor satu. Potongan tahu sutra yang diguyur kuah kental daging ayam cincang dan disajikan dalam nampan hot plate. Aroma yang ditimbulkan benar-benar menggelitik indra pengecap kita. Kerusakan yang ditimbulkan 40ribu rupiah.
Brokoli Cah Sapi, sayur brokoli yang dipadu dengan jamur dan daging sapi. Penyeimbang yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan protein nabati di tubuh kita. Dapat dinikmati dengan harga 35 ribu rupiah
Sapi Bawang Putih, ini juga salah satu menu yang cukup unik. Daging sapi yang ditaburi bumbu dengan dominasi bawang putih cincang, disajikan dengan mie kering dan baby kailan. Aroma bawang putih yang kuat mungkin akan terasa aneh di lidah orang yang tidak terbiasa dengan bumbunya. Harga Rp. 40.000,-
Es Kelapa Thai, nah yang ini juaranya rumah makan ini. Hampir sama dengan kelapa muda, kelapa thai ini mempunyai bentuk yang lebih kecil. Daging kelapanya yang tebal tetap terasa lembut ketika kita gigit. Istimewanya, tanpa gula ataupun sirup, air kelapa ini sudah terasa manis. Benar-benar menyegarkan dan untuk menikmatinya siapkan uang Rp. 15.000,-
Ice Tea, buat minum salah satu rekomendasi saya adalah es teh manis. Loh, apa spesialnya? Karena jika anda memesan minuman ini, anda bisa mendapatkan free refill hehehe. Jadi kadang bisa diminum untuk berdua. Kalo abis, tinggal minta isiin lagi. Irit kan… Bisa ditebus dengan harga Rp. 6.000,-
Oh ya… Sehabis bersantap, luangkanlah sedikit waktu dan rongga perut anda untuk dapat menikmati complimentary dessert yang disediakan resto ini yaitu Singkong dan Teh Thai. Santan manis kental dengan aroma khas dituangkan di atas singkong rebus, suatu makanan penutup yang benar-benar memanjakan indera pengecap kita. Ditutup dengan secangkir kecil teh thai tawar, menyempurnakan makan malam kita di Restoran Puncak. Selamat Menikmati….
Sumber : jajanan.com
Lihat juga :
laguna
sushi tei
tamani
TABLE8 Raih Hospitality Design Award
Jakarta - Resto Cina terbaru di hotel berbintang ini yang dibuka 8 Februari 2010 telah meraih penghargaan internasional bergengsi. Penghargaan diraih setelah menyisihkan karya design interior yang dikirim dari seluruh penjuru dunia. Apa saja keindahan interior resto yang menyajikan hidangan Canton dan Szechuan ini?
Restoran Table8 yang berlokasi di lantai dasar hotel Mulia Senayan Jakarta dengan bangga mengumumkan penghargaan internasional yang baru diraihnya. Resto ini merupakan resto di Indonesia yang pertama kali meraih 'Winner in the Fine Dining Restaurant category in the 2010 Hospitality Design (HD) Awards for Creative Achievement, di New York, Amerika Serikat.
Penghargaan Hospitality Design yang keenam kali digelar untuk memberikan apresiasi karya-karya terbaru di bidang hospitality. Penilaian khusus dilakukan untuk restoran, ruang publik dan hotel yang baru dibuka dalam kurun waktu 3 bulan, mulai Januari 2010 - Maret 2010. Ajang penghargaan ini diikuti oleh 361 karya dari berbagai kategori dari mancanegara.
Resto yang dulunya bernama 'Samudra Shark's Fin' ini direnovasi dalam waktu 5 minggu oleh tim desain dari Mulia Group. Konsep interior Chinoiserie , sentuhan artistik Eropa Cina dari abad 17 ini memberi suasana exclusive, modern dan stylish.Dengan demikian tamu tak hanya menikmati kelezatan hidangan tetapi suasana nyaman dan indah selama bersantap.
Badan entitas Hospitality Design sangat terkesan dengan centre piece resto ini terletak di ruang tengah. Sebuah meja makan panjang terletak di tengah dengan hiasan pagoda biru putih dengan ketinggian berbeda, maksimum 6 kaki. Di atasnya lampu kristal, chandelier, berbentuk naga menjuntai dengan rantai-rantai kristal yang indah memancarkan pendarnya ke atas meja santap.
"Penghargaan ini sekaligus membuktikan bahwa para designer interior Indonesia memmiliki kemampuan yang dibanggakan," demikian tutur Romy Herlambang selaku Director of Communications Hotel Mulia Senayan Jakarta dalam jumpa pers yang berlangsung kemarin.
Table8 mampu mengalahkan restoran-restoran dari berbagai pelosok dunia dengan perancang interiror internasional. Seperti Maialino, New York (Rockwell Group New York), Delphine, Los Angeles (Zeff Design, New York), dan Departure Restaurant & Lounge, Portland,Oregon (Skylab Architecture, Oregon).
Sumber : detikfood
Lihat juga :
loewy
marzano
Restoran Table8 yang berlokasi di lantai dasar hotel Mulia Senayan Jakarta dengan bangga mengumumkan penghargaan internasional yang baru diraihnya. Resto ini merupakan resto di Indonesia yang pertama kali meraih 'Winner in the Fine Dining Restaurant category in the 2010 Hospitality Design (HD) Awards for Creative Achievement, di New York, Amerika Serikat.
Penghargaan Hospitality Design yang keenam kali digelar untuk memberikan apresiasi karya-karya terbaru di bidang hospitality. Penilaian khusus dilakukan untuk restoran, ruang publik dan hotel yang baru dibuka dalam kurun waktu 3 bulan, mulai Januari 2010 - Maret 2010. Ajang penghargaan ini diikuti oleh 361 karya dari berbagai kategori dari mancanegara.
Resto yang dulunya bernama 'Samudra Shark's Fin' ini direnovasi dalam waktu 5 minggu oleh tim desain dari Mulia Group. Konsep interior Chinoiserie , sentuhan artistik Eropa Cina dari abad 17 ini memberi suasana exclusive, modern dan stylish.Dengan demikian tamu tak hanya menikmati kelezatan hidangan tetapi suasana nyaman dan indah selama bersantap.
Badan entitas Hospitality Design sangat terkesan dengan centre piece resto ini terletak di ruang tengah. Sebuah meja makan panjang terletak di tengah dengan hiasan pagoda biru putih dengan ketinggian berbeda, maksimum 6 kaki. Di atasnya lampu kristal, chandelier, berbentuk naga menjuntai dengan rantai-rantai kristal yang indah memancarkan pendarnya ke atas meja santap.
"Penghargaan ini sekaligus membuktikan bahwa para designer interior Indonesia memmiliki kemampuan yang dibanggakan," demikian tutur Romy Herlambang selaku Director of Communications Hotel Mulia Senayan Jakarta dalam jumpa pers yang berlangsung kemarin.
Table8 mampu mengalahkan restoran-restoran dari berbagai pelosok dunia dengan perancang interiror internasional. Seperti Maialino, New York (Rockwell Group New York), Delphine, Los Angeles (Zeff Design, New York), dan Departure Restaurant & Lounge, Portland,Oregon (Skylab Architecture, Oregon).
Sumber : detikfood
Lihat juga :
loewy
marzano
Kisah Kelam Petani Kopi Gayo
“104 tahun lalu, Belanda menjadikan kopi Gayo sebagai Product for Future. Kini, menjadi penyumbang terbesar Pendapatan Asli Daerah setempat. Tapi petani kopi kian terjepit”
PERCAYA atau tidak, saat ini kopi gayo telah menjadi ikon kopi berkualitas cita rasa terbaik. Semua pecandu kopi di Aceh tentunya tak akan menyangkal pernyataan itu. Tapi asal tahu saja, kemasyhuran kopi Gayo juga sudah menyebar ke dunia internasional, ditandai dengan masuknya Star Buck, produsen kopi yang telah dikenal seantero dunia.
Perlu diingat, ini kopi Gayo, bukan kopi Pemerintah Daerah Gayo, karena hingga saat ini tak ada satupun kebun kopi milik pemerintah yang dikelola secara profesional dan menjadi contoh bagi rakyat. Tidak ada sama sekali.
Meski tak ada perhatian dari pemerintah, bukan berarti kualitas kopi yang dihasilkan oleh para petani menurun. Awal Oktober lalu, untuk menjawab penasaran tentang kopi Gayo, atas permintaan Star Buck, telah dilakukan suatu penelitian tentang kopi Gayo, di beberapa kecamatan di Aceh Tengah.
Dilakukan oleh LSM Bitra dan IFC, selama dua pekan, penelitian berusaha menjawab tentang pola bertani, hasil, jenis kopi, kontinuitas, dan sejumlah penelitian lain dalam bentuk Baseline Survei Petani Kopi 2009.
Kita kecolongan
Selain Star Buck, ada juga berbagai perusahaan asing yang masuk dan menggandeng koperasi lokal atau mitra lokal lainnya untuk mengeksport kopi Gayo. Kebanyakan kopi yang diekspor diberi label “Kopi Organik”
Kenapa kopi gayo banyak diminati asing? Ada yang menyebutkan, rasa kopi Gayo melebihi cita rasa kopi Blue Montain asal Brazil. Mungkin, alasan inilah yang membuat sebuah perusahaan Belanda nekat mempatenkan nama Kopi Gayo di negaranya sebagai merek miliknya.
Dengan dipatenkan kopi Gayo oleh perusahaan Belanda ini, kopi gayo tidak bisa lagi diekspor keluar negeri memakai merek “Kopi Gayo”. Sementara jika tidak memakai merek “Kopi Gayo”, harga jual akan lebih rendah. Dan secara geografis kopi gayo memang terletak di sepanjang wilayah Dataran Tinggi Gayo yang meliputi tiga kabupaten, Takengon, BenerMeriah dan Gayo Lues.
Petani kopi kecolongan. Bagaimana bisa, kopi yang mereka usahakan selama bertahun-tahun di tengah berbagai Asosiasi Kopi Aceh dan retribusi yang selalu dipungut pemda, kini hak paten itu telah dimiliki oleh orang lain di seberang benua.
Lantas apa saja kerja para pengusaha kopi, pemda, Asosiasi pengusaha daerah (Aped), atau kelompok– kelompok yang mengambil keuntungan dari menjadi asosiasi kopi tapi, sesungguhnya tidak berbuat apa–apa. Atau mereka dari seabrek nama lain yang seolah-olah berpihak pada petani kopi.
Rakyat kecolongan, pengusaha, Pemda Aceh dan Indonesia patut berduka atas “musibah” ini.
Saky Septiono dari Direktorat Merek Dirjen HAKI Dephum dan HAM, beberapa waktu lalu pernah menyebutkan, sebenarnya masih ada peluang untuk mendapatkannya kembali paten kopi rakyat gayo tersebut. Kopi Gayo tidak bisa didaftarkan sebagai merek dagang perusahaan tertentu seperti yang dilakukan pengusaha Belanda, karena merupakan Indikasi Geografis (IG) di Indonesia. Karena itu pemerintah Indonesia berusaha membatalkan pendaftaran merek secara internasional itu dengan mengacu pada Trade Relative Aspects of Intellectual Property.
Sebenarnya bukan cuma perusahaan Belanda yang ingin memiliki merek kopi Gayo. Sejumlah warga Gayo pun banyak yang mencoba mendaftarkan merek kopi Gayo ke Dephumkan RI secara perorangan, namun tidak dipenuhi. Karena sertifikat IG hanya boleh dimiliki oleh masyarakat Gayo, bukan perseorangan, lembaga, perusahaan, atau institusi lain.
Kopi bagi masyarakat Dataran Tinggi Gayo sudah seperti “nyawa dan tubuh”, tidak terpisahkan. Jika kita bertanya kepada para pejabat di Aceh Tengah dan Bener Meriah yang kini jadi penguasa dan dipercaya “mengelola” uang rakyat lewat Anggaran Pendapatan dan Belanja Kabupaten (APBK), yang jumlahnya ratusan milyar, mereka semua pasti tahu kopi.
Bahkan, para pejabat itu mungkin kuliah dengan uang yang bersumber dari hasil panen kopi orang tua mereka. Seperti kebanyakan penduduk Aceh Tengah. Maman ilang maman ijo, beta pudaha, beta besilo.
Pepatah gayo tersebut tampaknya cocok dengan fakta kekinian tentang kopi. Di jaman penjajahan Belanda, perkebunan kopi jauh terkelola dengan baik dan professional dibandingkan saat ini. Betapa tidak, Belanda menjadikan kopi yang diproduksi pertama kali tahun 1905 kemudian ditanam di bagian utara Danau Laut Tawar pada tahun 1908, sebagai “Product for future”
Di tahun 1924 Belanda dan investor Eropa telah memulai menjadikan lahan didominasi tanaman kopi, teh dan sayuran (John R Bowen, Sumatran Politics and Poetics, Gayo History 1900-1989, halaman76).
Kemudian, pada Tahun 1933, di Takengon, 13.000 hektar lahan sudah ditanami kopi yang disebut Belanda sebagai komoditas “Product for future”. Masyarakat gayo, tulis John R Bowen, sangat cepat menerima (mengadopsi) tanaman baru dan menanaminya di lahan-lahan terbatas warga. Perkampungan baru di era tersebut, terutama di sepanjang jalan dibersihkan untuk ditanami kopi kualitas ekspor. Tahun 1920 Belanda mulai membawa tenaga kerja kontrak dari Jawa ke Gayo, untuk menjadi pekerja di perusahaan dammar (pinus mercusi).
Jika 104 tahun lalu Belanda sudah mengelola kopi dengan baik hingga bisa diekspor Eropa dan dijadikan komoditas unggulan dengan sebutan “Produk Masa Depan”, kini kopi Gayo memasuki masa paling suram dari sejarahnya. Bayangkan saja, kopi di dataran tinggi Gayo kini hanya dikelola oleh masyarakat sendiri. Disebut dengan perkebunan kopi rakyat, yang belum dikelola secara baik dan benar seperti dilakukan Pemerintah Belanda di jaman penjajahan.
Zainuddin, penduduk Wih Pesam Kecamatan Silih Nara Takengon. Sebagai petani kopo ia mengaku tak pernah sekalipun mendapat penyuluhan tentang bagaimana bertanam kopi yang baik, kecuali hanya mendengar, melihat, dan langsung mempraktekkan sendiri di kopi.
Sebagai ketua kelompok tani dari perusahaan asing Indocafco, Zainuddin merasa perhatian pemerintah maupun eksportir kopi terhadap petani tidak ada. Hetani hanya menjadi “sapi perahan” pemerintah dan eksportir, tapi keuntungan bagi petani tidak ada.
“Setingkat pelatihan saja untuk bertani kopi yang baik saja tidak pernah diajarkan. Konon lagi ada penyuluh perkebunan”, kata zainuddin. Karena pendapatan yang didapat sebagai petani kopi tidak seberapa, ia harus mencari kerjaan tambahan lainnya, misalnya sebagai kuli tani. Kini, Zainuddin juga menjadi pembeli kopi kecil-kecilan.
“Sebelum membeli kopi, anak saya yang kuliah terpaksa berhenti karena tidak ada biaya”, kata Zainuddin.
Kebanyakan petani kopi Aceh Tengah sangat minim pengetahuan tentang bercocok tanam kopi, perawatan, panen, paska panen. Konon lagi untuk memanagemen penjual dan penghasilan dari menjual kopi.
Pemda khususnya, Dinas Perkebunan tak ada perannya untuk memajukan petani kopi. Hanya mengambil retribusi dari pengusaha yang membawa setiap kilo kopi keluar daerah, dan inilah yang saat ini menjadi andalan PAD terbesar.
Penderitaan itu diperparah toke, baik toke besar dan kecil, karena seringkali kopi warga diambil atau dibeli toke dengan diutangkan dulu. Setelah toke pulang dari Medan menjual kopinya, barulah uang kopi petani dibayarkan. Pembayaran kopi bisa jadi sebulan kemudian.
Pengusaha asing yang menjual kalimat sakti “Kopi Organik’ di pasar dunia tentu akan mendapat pasar tersendiri dan mendapat fee organic dari berbagai asosiasi dunia. Tapi bagi petani yang tergabung dalam anggota petani organik dari eksportir kopi asing tersebut, ternyata tidak mendapat apa-apa, kecuali nama kelompok tani mereka dijual keluar negeri, bahwa sang eksportir punya anggota binaan.
“Kami tidak menerima fee organic yang katanya dibayarkan setiap enam bulan sekali. Dulu ada diberikan eksportir kopi alat-alat pertanian, seperti alas jemur dan lain-lain. Tapi kini tidak pernah lagi. Tidak ada untungnya menjadi anggota kelompok tani organik, kecuali kekecewaan dan janji kosong saja,” kata Zainuddin, salah seorang ketua kelompok tani organik.
Sumber : kenigayo
Lihat juga :
the cafe
coffee bean
starbucks
PERCAYA atau tidak, saat ini kopi gayo telah menjadi ikon kopi berkualitas cita rasa terbaik. Semua pecandu kopi di Aceh tentunya tak akan menyangkal pernyataan itu. Tapi asal tahu saja, kemasyhuran kopi Gayo juga sudah menyebar ke dunia internasional, ditandai dengan masuknya Star Buck, produsen kopi yang telah dikenal seantero dunia.
Perlu diingat, ini kopi Gayo, bukan kopi Pemerintah Daerah Gayo, karena hingga saat ini tak ada satupun kebun kopi milik pemerintah yang dikelola secara profesional dan menjadi contoh bagi rakyat. Tidak ada sama sekali.
Meski tak ada perhatian dari pemerintah, bukan berarti kualitas kopi yang dihasilkan oleh para petani menurun. Awal Oktober lalu, untuk menjawab penasaran tentang kopi Gayo, atas permintaan Star Buck, telah dilakukan suatu penelitian tentang kopi Gayo, di beberapa kecamatan di Aceh Tengah.
Dilakukan oleh LSM Bitra dan IFC, selama dua pekan, penelitian berusaha menjawab tentang pola bertani, hasil, jenis kopi, kontinuitas, dan sejumlah penelitian lain dalam bentuk Baseline Survei Petani Kopi 2009.
Kita kecolongan
Selain Star Buck, ada juga berbagai perusahaan asing yang masuk dan menggandeng koperasi lokal atau mitra lokal lainnya untuk mengeksport kopi Gayo. Kebanyakan kopi yang diekspor diberi label “Kopi Organik”
Kenapa kopi gayo banyak diminati asing? Ada yang menyebutkan, rasa kopi Gayo melebihi cita rasa kopi Blue Montain asal Brazil. Mungkin, alasan inilah yang membuat sebuah perusahaan Belanda nekat mempatenkan nama Kopi Gayo di negaranya sebagai merek miliknya.
Dengan dipatenkan kopi Gayo oleh perusahaan Belanda ini, kopi gayo tidak bisa lagi diekspor keluar negeri memakai merek “Kopi Gayo”. Sementara jika tidak memakai merek “Kopi Gayo”, harga jual akan lebih rendah. Dan secara geografis kopi gayo memang terletak di sepanjang wilayah Dataran Tinggi Gayo yang meliputi tiga kabupaten, Takengon, BenerMeriah dan Gayo Lues.
Petani kopi kecolongan. Bagaimana bisa, kopi yang mereka usahakan selama bertahun-tahun di tengah berbagai Asosiasi Kopi Aceh dan retribusi yang selalu dipungut pemda, kini hak paten itu telah dimiliki oleh orang lain di seberang benua.
Lantas apa saja kerja para pengusaha kopi, pemda, Asosiasi pengusaha daerah (Aped), atau kelompok– kelompok yang mengambil keuntungan dari menjadi asosiasi kopi tapi, sesungguhnya tidak berbuat apa–apa. Atau mereka dari seabrek nama lain yang seolah-olah berpihak pada petani kopi.
Rakyat kecolongan, pengusaha, Pemda Aceh dan Indonesia patut berduka atas “musibah” ini.
Saky Septiono dari Direktorat Merek Dirjen HAKI Dephum dan HAM, beberapa waktu lalu pernah menyebutkan, sebenarnya masih ada peluang untuk mendapatkannya kembali paten kopi rakyat gayo tersebut. Kopi Gayo tidak bisa didaftarkan sebagai merek dagang perusahaan tertentu seperti yang dilakukan pengusaha Belanda, karena merupakan Indikasi Geografis (IG) di Indonesia. Karena itu pemerintah Indonesia berusaha membatalkan pendaftaran merek secara internasional itu dengan mengacu pada Trade Relative Aspects of Intellectual Property.
Sebenarnya bukan cuma perusahaan Belanda yang ingin memiliki merek kopi Gayo. Sejumlah warga Gayo pun banyak yang mencoba mendaftarkan merek kopi Gayo ke Dephumkan RI secara perorangan, namun tidak dipenuhi. Karena sertifikat IG hanya boleh dimiliki oleh masyarakat Gayo, bukan perseorangan, lembaga, perusahaan, atau institusi lain.
Kopi bagi masyarakat Dataran Tinggi Gayo sudah seperti “nyawa dan tubuh”, tidak terpisahkan. Jika kita bertanya kepada para pejabat di Aceh Tengah dan Bener Meriah yang kini jadi penguasa dan dipercaya “mengelola” uang rakyat lewat Anggaran Pendapatan dan Belanja Kabupaten (APBK), yang jumlahnya ratusan milyar, mereka semua pasti tahu kopi.
Bahkan, para pejabat itu mungkin kuliah dengan uang yang bersumber dari hasil panen kopi orang tua mereka. Seperti kebanyakan penduduk Aceh Tengah. Maman ilang maman ijo, beta pudaha, beta besilo.
Pepatah gayo tersebut tampaknya cocok dengan fakta kekinian tentang kopi. Di jaman penjajahan Belanda, perkebunan kopi jauh terkelola dengan baik dan professional dibandingkan saat ini. Betapa tidak, Belanda menjadikan kopi yang diproduksi pertama kali tahun 1905 kemudian ditanam di bagian utara Danau Laut Tawar pada tahun 1908, sebagai “Product for future”
Di tahun 1924 Belanda dan investor Eropa telah memulai menjadikan lahan didominasi tanaman kopi, teh dan sayuran (John R Bowen, Sumatran Politics and Poetics, Gayo History 1900-1989, halaman76).
Kemudian, pada Tahun 1933, di Takengon, 13.000 hektar lahan sudah ditanami kopi yang disebut Belanda sebagai komoditas “Product for future”. Masyarakat gayo, tulis John R Bowen, sangat cepat menerima (mengadopsi) tanaman baru dan menanaminya di lahan-lahan terbatas warga. Perkampungan baru di era tersebut, terutama di sepanjang jalan dibersihkan untuk ditanami kopi kualitas ekspor. Tahun 1920 Belanda mulai membawa tenaga kerja kontrak dari Jawa ke Gayo, untuk menjadi pekerja di perusahaan dammar (pinus mercusi).
Jika 104 tahun lalu Belanda sudah mengelola kopi dengan baik hingga bisa diekspor Eropa dan dijadikan komoditas unggulan dengan sebutan “Produk Masa Depan”, kini kopi Gayo memasuki masa paling suram dari sejarahnya. Bayangkan saja, kopi di dataran tinggi Gayo kini hanya dikelola oleh masyarakat sendiri. Disebut dengan perkebunan kopi rakyat, yang belum dikelola secara baik dan benar seperti dilakukan Pemerintah Belanda di jaman penjajahan.
Zainuddin, penduduk Wih Pesam Kecamatan Silih Nara Takengon. Sebagai petani kopo ia mengaku tak pernah sekalipun mendapat penyuluhan tentang bagaimana bertanam kopi yang baik, kecuali hanya mendengar, melihat, dan langsung mempraktekkan sendiri di kopi.
Sebagai ketua kelompok tani dari perusahaan asing Indocafco, Zainuddin merasa perhatian pemerintah maupun eksportir kopi terhadap petani tidak ada. Hetani hanya menjadi “sapi perahan” pemerintah dan eksportir, tapi keuntungan bagi petani tidak ada.
“Setingkat pelatihan saja untuk bertani kopi yang baik saja tidak pernah diajarkan. Konon lagi ada penyuluh perkebunan”, kata zainuddin. Karena pendapatan yang didapat sebagai petani kopi tidak seberapa, ia harus mencari kerjaan tambahan lainnya, misalnya sebagai kuli tani. Kini, Zainuddin juga menjadi pembeli kopi kecil-kecilan.
“Sebelum membeli kopi, anak saya yang kuliah terpaksa berhenti karena tidak ada biaya”, kata Zainuddin.
Kebanyakan petani kopi Aceh Tengah sangat minim pengetahuan tentang bercocok tanam kopi, perawatan, panen, paska panen. Konon lagi untuk memanagemen penjual dan penghasilan dari menjual kopi.
Pemda khususnya, Dinas Perkebunan tak ada perannya untuk memajukan petani kopi. Hanya mengambil retribusi dari pengusaha yang membawa setiap kilo kopi keluar daerah, dan inilah yang saat ini menjadi andalan PAD terbesar.
Penderitaan itu diperparah toke, baik toke besar dan kecil, karena seringkali kopi warga diambil atau dibeli toke dengan diutangkan dulu. Setelah toke pulang dari Medan menjual kopinya, barulah uang kopi petani dibayarkan. Pembayaran kopi bisa jadi sebulan kemudian.
Pengusaha asing yang menjual kalimat sakti “Kopi Organik’ di pasar dunia tentu akan mendapat pasar tersendiri dan mendapat fee organic dari berbagai asosiasi dunia. Tapi bagi petani yang tergabung dalam anggota petani organik dari eksportir kopi asing tersebut, ternyata tidak mendapat apa-apa, kecuali nama kelompok tani mereka dijual keluar negeri, bahwa sang eksportir punya anggota binaan.
“Kami tidak menerima fee organic yang katanya dibayarkan setiap enam bulan sekali. Dulu ada diberikan eksportir kopi alat-alat pertanian, seperti alas jemur dan lain-lain. Tapi kini tidak pernah lagi. Tidak ada untungnya menjadi anggota kelompok tani organik, kecuali kekecewaan dan janji kosong saja,” kata Zainuddin, salah seorang ketua kelompok tani organik.
Sumber : kenigayo
Lihat juga :
the cafe
coffee bean
starbucks
Tengku Ibrahim, Penemu Kopi Ateng Jaluk
Tidak ada yang tidak mengenal nama Tengku Ibrahim Aman Samsir. Penduduk Jaluk Kecamatan Ketol yang kini berusia 89 tahun. Namanya pernah dibicarakan petani kopi Takengon dan Bener Meriah yang berjmulah ratusan ribu orang.
Bahkan rumah dan kebun Tengku Ibrahim yang terletak di Jaluk setiap hari ramai dikunjungi petani dari antero Takengon dan Bener Meriah mencari bibit kopi Ateng yang sudah berbuah di usia 1 tahun dengan tinggi batang kurang dari satu meter.
Kopi Ateng Jaluk bahkan dibawa ke , Jawa, Sumatera , Kalimantan hingga ke Belgia. Itulah sepenggal kisah tenarnya Tengku Ibrahim Aman Samsir, lelaki berperawakan kecil, berkulit gelap dan murah senyum.Orang yang pertama sekali menemukan sebuah varitas kopi yang berbuah di usia satu tahun dengan jumlah buah yang melimpah dan batangnya pendek. Kopi ini kemudian diberi nama Ateng Jaluk, dari jenis Arabika atau Catimor Jaluk. Sejak tahun 1980 hingga kini.
Tidak sulit mencari Tengku Ibrahim Aman Samsir di Kampung Jaluk. Dia sudah sepuh (tua). Badannya kurus. Tapi ingatannya masih kuat. Nada bicaranya jelas dan suka melucu.Saat tertawa, matanya mengecil , hidungnya tampak semakin mancung, gusinya terlihat kosong, sepeti gusi bayi. Giginya sudah tanggal .
Kerut-kerut diwajahnya tergambar jelas. Rahangnya menonjol .Tampak dia seorang pekerja keras. Kulitnya legam dibakar matahari. Tapi senyum dan tawanya lepas tanpa beban.
Walau kulitnya hitam, tampak bersih dan meneduhkan. Dari kalimatnya, tampak sekali Tengku Ibrahim dekat dengan Sang Khaliq. Saat saya dan Khalisuddin menjambangi rumah sederhananya, Minggu (8/11). Rumahnya terbuat dari papan seperti rumah petani kebanyakan yang sangat sederhana. Berukuran sekitar lima kali sepuluh meter.
Tidak ada peralatan mewah, kecuali sebuah kenderaan roda dua yang sudah tua mereka Honda. Di ruang tamu tampak sebuah tempat tidur tanpa kasur. Kami duduk di sofa tua. Tengku Ibrahim ditemani seorang dari 15 cucunya bernama Yusuf berusia sekitar enam tahun yang menggantungkan ketapel di lehernya.
Setelah membalas salam dan bersalaman. Kami memperkenalkan diri. Tengku Ibrahim Aman Samsir mengenakan selop Setelah membalas salam dan bersalaman. Kami memperkenalkan diri. Tengku Ibrahim Aman Samsir mengenakan selop merek Lily, sandal pavorit orang tua. Berwarna biru. Berbahan plastic dengan dua tali.
Bajunya, baju koko yang dilipat hingga dibawah siku dan memakai sarung. Di kepalanya sebuah kopiah berwarna hitam berbahan beludru tampak tak lekang meski sudah tampak lusuh.
Sambil mengeluarkan plastic putih ukuran satu ons dari kantungnya yang berisi tembakau dan daun nipah, Tengku Ibrahim Aman Samsir, memulai kisah penemuan kopi Ateng Jaluk yang telah mengantarkan puluhan atau bahkan ratusan petani kopi ke Mekah menunaikan rukun Islam kelima.Tapi Tengku Ibrahim Aman Samsir belum haji, meski sangat memimpikannya.
Menurut Tengku Ibrahim Aman Samsir, penemuan varitas kopi Ateng Jaluk terjadi secara tidak sengaja. Di tahun 1980, Dinas Perkebunan membuat pembibitan kopi Tim-tim di Simpang Juli Angkup.
“Pak Wahab, pegawai Dinas Perkebunan membagikan bibit kopi Tim-tim kepada petani di Jaluk. Jumlahnya 2000 batang untuk satu hektar. Sebelum bibit Tim-tim dibagikan, petani sudah menanami kebunnya dengan kopi arabika yang berasal dari Burni Bius dan Belang Gele”, ujar Tengku Ibrahim Aman Samsir seraya menarik asap rokoknya dalam-dalam.
Saat mengisap rokok, pipinya tampak peot dan tulang rahangnya semakin menonjol. Setelah kopi yang dibagikan Disbun berumur dua tahun, disalah satu bagian kebunnya yang tidak jauh dari rumahnya di pinggir jalan Buntul Jaluk, Tengku Ibrahim melihat sebuah batang kopi yang berbeda dengan kopi lainnya.
“Batangnya pendek, sudah berbuah. Dengan jumlah buah yang banyak dan rapat setiap tungkunya. Seperti buah kopi Robusta”, kata Tengku Ibrahim Aman Samsir. Karena merasa kopi tersebut luar biasa dan berbeda dengan varitas kopi yang telah ada selama ini dimana usia tiga tahun kopi baru berbuah, Tengku Ibrahim Aman Samsir coba mengambil buah kopi yang masak.
“Awalnya saya kira buahnya yang masak tidak berbiji. Tapi ternyata bijinya normal seperti kopi lainnya”, papar Bapak dari Samsir, Narmi, Gazali, Zamli dan M Jamil ini.Tengku Ibrahim Aman Samsir .
Tengku Ibrahim Aman Samsir masih merahasiakan penemuan kopi yang dianggapnya unggul tersebut. Setelah memetik buah kopi yang masak. Suami dari Aisyah yang kini sudah wafat ini, coba menyemainya langsung didekat kopi Ateng yang pertama sekali ditemukannya itu.
“Biji kopi Ateng yang saya semai itu tumbuh normal namun habis diseruduk babi yang mencari cacing disana. Saat itu saya berada di Ketol menunggui buah durian yang sedang berbuah”, sebut Tengku Ibrahim Aman Samsir.
Tidak putus asa, Tengku Ibrahim Aman Samsir kembali menyemai buah kopi dari batang kopi Ateng yang saat itu masih sebatang saja. Setelah bibit kopi tumbuh, mulailah warga sekitar Kampung Buntul Jaluk meminta bibit kopi yang dianggap luar biasa tersebut.
“Ada yang hanya minta dua bibit, lima batang bibit hingga seratus batang. Di tahun 1987, informasi tentang kopi Ateng Jaluk sudah tersebar luas”, papar Tengku Ibrahim Aman Samsir.
“Nama kopi Ateng diberikan warga yang datang meminta bibit. Karena masih kecil sudah berbuah, orang menyebutnya Kopi Ateng Jaluk”, kenang Ibrahim Aman Samsir tentang nama “Kopi Ateng Jaluk” yang kemudian menjadi nama yang dipakai untuk kopi ini hingga saat ini.
Ditahun 1988, hampir semua pekebun kopi Aceh Tengah dan Bener Meriah sudah menanam kopi Ateng Jaluk. Ada kisah menarik yang diceritakan Ibrahim Aman Samsir. Seorang warga yang telah meminta bibit kopi Ateng mengadu kepada Ibrahim Aman Samsir. Benih kopi Ateng Jaluk yang disemai di bedengan di kebun warga tersebut, hilang dicuri orang.
Dengan kemurahan hatinya, Tengku Ibrahim Aman Samsir mengganti bibit warga yang dicuri orang tersebut seraya berkata, “ yang dicuri orang itu punya saya. Ini saya berikan gantinya”, kata Tengku Ibrahim Aman Sasir sambil tertawa lepas.
Warga atau petani yang terus mendatangi rumah dan kebunnya untuk mencari bibit kopi Ateng Jaluk kala itu menghargai sendiri bibit kopi Ateng yang dimiliki Tengku Ibrahi Aman Samsir dalam bentuk biji.
“Warga sendiri yang menghargai perbambu kopi Ateng untuk bibit Rp.25 ribu. Saya tidak pernah mematok harganya. Terserah keikhlasan. Banyak juga yang tidak memiliki uang tapi bibit kopi tetap saya berikan”, ujar Tengku Ibrahim Aman Samsir.
Dalam kesederhanaanya, Tengku Ibrahim Aman Samsir tidak lantas lupa diri. Dia biasa saja. Perubahan ekonomi secara drastic tidak tampak pada Tengku Ibrahim Aman Samsir. Kebanyakan kopi Ateng Jaluk yang ditemukan dan dikembangkannya , kebanyakan memang diminta petani sepertinya tanpa patokan harga atau jual beli.
Seiring perjalanan waktu dan perkembangan penyebaran kopi Ateng Jaluk diantero Datarn Tinggi Gayo, Takengon, Bener Meriah dan Gayo Lues, tetangga Tengku Ibrahim Aman Samsir kerap bercerita kepadanya yang menceritakan kopi Ateng Jaluk temuan Tengku Ibrahim Aman Samsir yang dinilai sangat membantu petani karena setahun sudah panen.
‘Ada warga atau petani yang mengucapkan rasa terima kasihnya kepada saya dan berpamitan naik haji dari kebun kopi Ateng yang mereka tanam.”Allah yang mengembangkannya. Tidak bisa kita batasi”, sebut Tengku Ibrahim Aman Samsir sambil tersenyum lepas.
Dijelaskan Tengku Ibrahim Aman Samsir, berdasarkan pengalamannya menanam kopi Ateng, kopi Ateng sebaiknya ditanam tidak lebih dari 10 tahun saja. Dengan jarak tanam 1 X 1 meter. Kemudian diganti lagi dengan tanaman baru. “Jika lebih dari 10 tahun, buahnya tetap banyak namun lebih kecil bijinya”, papar Tengku Ibrahim Aman Samsir.
Karena berusia setahun sudah panen, menurut Tengku Ibrahim Aman Samsir, banyak petani kopi yang mampu membayar hutang dengan menanam Kopi Ateng Jaluk.Umumnya kopi ini ditanam di bukaan lahan kopi yang baru ditebang (hutan) atau dibekas hutan yang sudah ditebang lama yang sudah ditumbuhi rumput atau ilalang (tamas mude).
Jika selama ini berbagai varitas kopi yang ditanam petani umumnya baru mulai berbuah setelah ditanam tiga tahun. Hadirnya kopi Ateng Jaluk yang tumbuh ditanah kebun Tengku Ibrahim Aman Samsir yang kemudian diperbanyak dan disebarnya, telah membuat petani dapat menghasilkan uang dari kopi tidak lebih dari setahun.
Jauh hari sebelum Tengku Ibrahim menemukan kopi Ateng Jaluk. Suatu ketika saat berada di kebun kopinya yang sebagian ditanam kopi Robusta sedang berbuah lebat. Tengku Ibrahim melihat buah kopi Robusta yang tiap ruasnya dipenuhi puluhan buah kopi dengan jarak tungku yang rapat.
“Ah , seandainya ada kopi arabika yang berbuah seperti kopi robusta, petani pasti lebih sejahtera” guman Tengku Ibrahi seolah berbicara pada dirinya sendiri seraya mengamati kopi Robusta.
“Tidak lama kemudian apa yang saya pikirkan diijabah Allah”, ungkap Tengku Ibrahim Aman Samsir. Meski berhasil mengembangkan kopi catimor Ateng Jaluk, Tengku Ibrahim Aman Samsir yang kini berusia 89 tahun, terlihat low profile dan sederhana sekali, seperti kebanyakan petani kopi yang masih miskin.
Atas semua usaha itu, Pemda pernah memberinya uang Rp.4 juta dan sebuah piagam penghargaan yang dikeluarkan Kepala Dinas Perkebunan. Itu saja , tidak lebih. Lelaki sepuh yang pernah menjadi tentara DI (Daru Islam) ini masih menyimpan obsesi menunaikan haji, rukun Islam kelima.
Tengku Ibrahim Aman Samsir mengantar kami ke batang kopi Ateng Jaluk pertama tumbuh di kebunnya , tidak jauh dari rumahnya. Persis di samping Mesjid Baitul Hikmah. Pohon Ateng Jaluk pertama tumbuh ini masih menghasilkan meski telah berusia 29 tahun. Kopi ini sudah ditumbuhi lumut.
Dan Tengku Ibrahim Aman Samsir masih menyimpan mimpi naik Haji. Adakah dermawan Aceh yang bisa mewujudkan mimpi petani pedalaman Aceh Tengah di Kampung Buntul Jaluk itu?, waktu jua yang menjawabnya.
Sumber : kenigayo
lihat juga :
the cafe
coffee bean
starbucks
Bahkan rumah dan kebun Tengku Ibrahim yang terletak di Jaluk setiap hari ramai dikunjungi petani dari antero Takengon dan Bener Meriah mencari bibit kopi Ateng yang sudah berbuah di usia 1 tahun dengan tinggi batang kurang dari satu meter.
Kopi Ateng Jaluk bahkan dibawa ke , Jawa, Sumatera , Kalimantan hingga ke Belgia. Itulah sepenggal kisah tenarnya Tengku Ibrahim Aman Samsir, lelaki berperawakan kecil, berkulit gelap dan murah senyum.Orang yang pertama sekali menemukan sebuah varitas kopi yang berbuah di usia satu tahun dengan jumlah buah yang melimpah dan batangnya pendek. Kopi ini kemudian diberi nama Ateng Jaluk, dari jenis Arabika atau Catimor Jaluk. Sejak tahun 1980 hingga kini.
Tidak sulit mencari Tengku Ibrahim Aman Samsir di Kampung Jaluk. Dia sudah sepuh (tua). Badannya kurus. Tapi ingatannya masih kuat. Nada bicaranya jelas dan suka melucu.Saat tertawa, matanya mengecil , hidungnya tampak semakin mancung, gusinya terlihat kosong, sepeti gusi bayi. Giginya sudah tanggal .
Kerut-kerut diwajahnya tergambar jelas. Rahangnya menonjol .Tampak dia seorang pekerja keras. Kulitnya legam dibakar matahari. Tapi senyum dan tawanya lepas tanpa beban.
Walau kulitnya hitam, tampak bersih dan meneduhkan. Dari kalimatnya, tampak sekali Tengku Ibrahim dekat dengan Sang Khaliq. Saat saya dan Khalisuddin menjambangi rumah sederhananya, Minggu (8/11). Rumahnya terbuat dari papan seperti rumah petani kebanyakan yang sangat sederhana. Berukuran sekitar lima kali sepuluh meter.
Tidak ada peralatan mewah, kecuali sebuah kenderaan roda dua yang sudah tua mereka Honda. Di ruang tamu tampak sebuah tempat tidur tanpa kasur. Kami duduk di sofa tua. Tengku Ibrahim ditemani seorang dari 15 cucunya bernama Yusuf berusia sekitar enam tahun yang menggantungkan ketapel di lehernya.
Setelah membalas salam dan bersalaman. Kami memperkenalkan diri. Tengku Ibrahim Aman Samsir mengenakan selop Setelah membalas salam dan bersalaman. Kami memperkenalkan diri. Tengku Ibrahim Aman Samsir mengenakan selop merek Lily, sandal pavorit orang tua. Berwarna biru. Berbahan plastic dengan dua tali.
Bajunya, baju koko yang dilipat hingga dibawah siku dan memakai sarung. Di kepalanya sebuah kopiah berwarna hitam berbahan beludru tampak tak lekang meski sudah tampak lusuh.
Sambil mengeluarkan plastic putih ukuran satu ons dari kantungnya yang berisi tembakau dan daun nipah, Tengku Ibrahim Aman Samsir, memulai kisah penemuan kopi Ateng Jaluk yang telah mengantarkan puluhan atau bahkan ratusan petani kopi ke Mekah menunaikan rukun Islam kelima.Tapi Tengku Ibrahim Aman Samsir belum haji, meski sangat memimpikannya.
Menurut Tengku Ibrahim Aman Samsir, penemuan varitas kopi Ateng Jaluk terjadi secara tidak sengaja. Di tahun 1980, Dinas Perkebunan membuat pembibitan kopi Tim-tim di Simpang Juli Angkup.
“Pak Wahab, pegawai Dinas Perkebunan membagikan bibit kopi Tim-tim kepada petani di Jaluk. Jumlahnya 2000 batang untuk satu hektar. Sebelum bibit Tim-tim dibagikan, petani sudah menanami kebunnya dengan kopi arabika yang berasal dari Burni Bius dan Belang Gele”, ujar Tengku Ibrahim Aman Samsir seraya menarik asap rokoknya dalam-dalam.
Saat mengisap rokok, pipinya tampak peot dan tulang rahangnya semakin menonjol. Setelah kopi yang dibagikan Disbun berumur dua tahun, disalah satu bagian kebunnya yang tidak jauh dari rumahnya di pinggir jalan Buntul Jaluk, Tengku Ibrahim melihat sebuah batang kopi yang berbeda dengan kopi lainnya.
“Batangnya pendek, sudah berbuah. Dengan jumlah buah yang banyak dan rapat setiap tungkunya. Seperti buah kopi Robusta”, kata Tengku Ibrahim Aman Samsir. Karena merasa kopi tersebut luar biasa dan berbeda dengan varitas kopi yang telah ada selama ini dimana usia tiga tahun kopi baru berbuah, Tengku Ibrahim Aman Samsir coba mengambil buah kopi yang masak.
“Awalnya saya kira buahnya yang masak tidak berbiji. Tapi ternyata bijinya normal seperti kopi lainnya”, papar Bapak dari Samsir, Narmi, Gazali, Zamli dan M Jamil ini.Tengku Ibrahim Aman Samsir .
Tengku Ibrahim Aman Samsir masih merahasiakan penemuan kopi yang dianggapnya unggul tersebut. Setelah memetik buah kopi yang masak. Suami dari Aisyah yang kini sudah wafat ini, coba menyemainya langsung didekat kopi Ateng yang pertama sekali ditemukannya itu.
“Biji kopi Ateng yang saya semai itu tumbuh normal namun habis diseruduk babi yang mencari cacing disana. Saat itu saya berada di Ketol menunggui buah durian yang sedang berbuah”, sebut Tengku Ibrahim Aman Samsir.
Tidak putus asa, Tengku Ibrahim Aman Samsir kembali menyemai buah kopi dari batang kopi Ateng yang saat itu masih sebatang saja. Setelah bibit kopi tumbuh, mulailah warga sekitar Kampung Buntul Jaluk meminta bibit kopi yang dianggap luar biasa tersebut.
“Ada yang hanya minta dua bibit, lima batang bibit hingga seratus batang. Di tahun 1987, informasi tentang kopi Ateng Jaluk sudah tersebar luas”, papar Tengku Ibrahim Aman Samsir.
“Nama kopi Ateng diberikan warga yang datang meminta bibit. Karena masih kecil sudah berbuah, orang menyebutnya Kopi Ateng Jaluk”, kenang Ibrahim Aman Samsir tentang nama “Kopi Ateng Jaluk” yang kemudian menjadi nama yang dipakai untuk kopi ini hingga saat ini.
Ditahun 1988, hampir semua pekebun kopi Aceh Tengah dan Bener Meriah sudah menanam kopi Ateng Jaluk. Ada kisah menarik yang diceritakan Ibrahim Aman Samsir. Seorang warga yang telah meminta bibit kopi Ateng mengadu kepada Ibrahim Aman Samsir. Benih kopi Ateng Jaluk yang disemai di bedengan di kebun warga tersebut, hilang dicuri orang.
Dengan kemurahan hatinya, Tengku Ibrahim Aman Samsir mengganti bibit warga yang dicuri orang tersebut seraya berkata, “ yang dicuri orang itu punya saya. Ini saya berikan gantinya”, kata Tengku Ibrahim Aman Sasir sambil tertawa lepas.
Warga atau petani yang terus mendatangi rumah dan kebunnya untuk mencari bibit kopi Ateng Jaluk kala itu menghargai sendiri bibit kopi Ateng yang dimiliki Tengku Ibrahi Aman Samsir dalam bentuk biji.
“Warga sendiri yang menghargai perbambu kopi Ateng untuk bibit Rp.25 ribu. Saya tidak pernah mematok harganya. Terserah keikhlasan. Banyak juga yang tidak memiliki uang tapi bibit kopi tetap saya berikan”, ujar Tengku Ibrahim Aman Samsir.
Dalam kesederhanaanya, Tengku Ibrahim Aman Samsir tidak lantas lupa diri. Dia biasa saja. Perubahan ekonomi secara drastic tidak tampak pada Tengku Ibrahim Aman Samsir. Kebanyakan kopi Ateng Jaluk yang ditemukan dan dikembangkannya , kebanyakan memang diminta petani sepertinya tanpa patokan harga atau jual beli.
Seiring perjalanan waktu dan perkembangan penyebaran kopi Ateng Jaluk diantero Datarn Tinggi Gayo, Takengon, Bener Meriah dan Gayo Lues, tetangga Tengku Ibrahim Aman Samsir kerap bercerita kepadanya yang menceritakan kopi Ateng Jaluk temuan Tengku Ibrahim Aman Samsir yang dinilai sangat membantu petani karena setahun sudah panen.
‘Ada warga atau petani yang mengucapkan rasa terima kasihnya kepada saya dan berpamitan naik haji dari kebun kopi Ateng yang mereka tanam.”Allah yang mengembangkannya. Tidak bisa kita batasi”, sebut Tengku Ibrahim Aman Samsir sambil tersenyum lepas.
Dijelaskan Tengku Ibrahim Aman Samsir, berdasarkan pengalamannya menanam kopi Ateng, kopi Ateng sebaiknya ditanam tidak lebih dari 10 tahun saja. Dengan jarak tanam 1 X 1 meter. Kemudian diganti lagi dengan tanaman baru. “Jika lebih dari 10 tahun, buahnya tetap banyak namun lebih kecil bijinya”, papar Tengku Ibrahim Aman Samsir.
Karena berusia setahun sudah panen, menurut Tengku Ibrahim Aman Samsir, banyak petani kopi yang mampu membayar hutang dengan menanam Kopi Ateng Jaluk.Umumnya kopi ini ditanam di bukaan lahan kopi yang baru ditebang (hutan) atau dibekas hutan yang sudah ditebang lama yang sudah ditumbuhi rumput atau ilalang (tamas mude).
Jika selama ini berbagai varitas kopi yang ditanam petani umumnya baru mulai berbuah setelah ditanam tiga tahun. Hadirnya kopi Ateng Jaluk yang tumbuh ditanah kebun Tengku Ibrahim Aman Samsir yang kemudian diperbanyak dan disebarnya, telah membuat petani dapat menghasilkan uang dari kopi tidak lebih dari setahun.
Jauh hari sebelum Tengku Ibrahim menemukan kopi Ateng Jaluk. Suatu ketika saat berada di kebun kopinya yang sebagian ditanam kopi Robusta sedang berbuah lebat. Tengku Ibrahim melihat buah kopi Robusta yang tiap ruasnya dipenuhi puluhan buah kopi dengan jarak tungku yang rapat.
“Ah , seandainya ada kopi arabika yang berbuah seperti kopi robusta, petani pasti lebih sejahtera” guman Tengku Ibrahi seolah berbicara pada dirinya sendiri seraya mengamati kopi Robusta.
“Tidak lama kemudian apa yang saya pikirkan diijabah Allah”, ungkap Tengku Ibrahim Aman Samsir. Meski berhasil mengembangkan kopi catimor Ateng Jaluk, Tengku Ibrahim Aman Samsir yang kini berusia 89 tahun, terlihat low profile dan sederhana sekali, seperti kebanyakan petani kopi yang masih miskin.
Atas semua usaha itu, Pemda pernah memberinya uang Rp.4 juta dan sebuah piagam penghargaan yang dikeluarkan Kepala Dinas Perkebunan. Itu saja , tidak lebih. Lelaki sepuh yang pernah menjadi tentara DI (Daru Islam) ini masih menyimpan obsesi menunaikan haji, rukun Islam kelima.
Tengku Ibrahim Aman Samsir mengantar kami ke batang kopi Ateng Jaluk pertama tumbuh di kebunnya , tidak jauh dari rumahnya. Persis di samping Mesjid Baitul Hikmah. Pohon Ateng Jaluk pertama tumbuh ini masih menghasilkan meski telah berusia 29 tahun. Kopi ini sudah ditumbuhi lumut.
Dan Tengku Ibrahim Aman Samsir masih menyimpan mimpi naik Haji. Adakah dermawan Aceh yang bisa mewujudkan mimpi petani pedalaman Aceh Tengah di Kampung Buntul Jaluk itu?, waktu jua yang menjawabnya.
Sumber : kenigayo
lihat juga :
the cafe
coffee bean
starbucks
"6 Faktor Penting Agar Kopi Menjadi Jauh Lebih Nikmat"
Apa yang ada dalam benak anda ketika mendengar kata kopi? Ya, kopi adalah salah satu minuman yang paling digemari di dunia. Jika anda adalah salah satunya, maka anda harus memperhatikan faktor-faktor berikut jika anda ingin menghasilkan sajian kopi yang nikmat.
-Faktor pertama : Kualitas biji kopi
Tentu kualitas kopi tidak akan terlepas dari biji kopi yang dipergunakan. Kualitas biji kopi tergantung pada kombinasi beberapa faktor, di antaranya selang waktu antara penggilingan dan pemanggangan. Semakin cepat biji digiling setelah dipanggang akan semakin baik karena bila terlalu lama akan mengurangi kualitas kopi. Tapi hal ini bisa diminimalisir jika Anda menyimpannya dengan tepat.
-Faktor kedua : Kualitas air
Selain biji kopi, kualitas air juga sangat menentukan kualitas kopi yang dihasilkan karena 98% penyusun kopi adalah air. Oleh karena itu, Anda perlu tahu ciri-ciri air yang berkualitas baik. Ciri-ciri tersebut antara lain adalah bahwa air harus terbebas dari kontaminan, ketidakmurnian, kandungan mineral tinggi, tingkat keasaman (pH) yang tidak sewajarnya, bau, dan sebagainya.
-Faktor ketiga : Proporsi
Proporsi antara biji kopi dan air akan menentukan kadar kepekatan kopi. Setelah diadakan penelitian, ternyata banyak orang yang menyukai perbandingan 10 g kopi (2 sendok makan) dengan 180 ml air. Utk classic drip, gunakan 2 sdt (sendok the) dengan air panas sebanyak 1 cup-nya classic drip.
Jika anda lebih menyukai kopi yang kurang pekat, maka pergunakanlah rasio kopi : air yang lebih rendah. Namun, bila kopi yang lebih pekat menjadi pilihan anda, maka pergunakanlah rasio kopi : air yang lebih tinggi. Dengan memodifikasi rasio ini, anda dapat menentukan kepekatan kopi ideal yang anda inginkan.
-Faktor keempat : Penggerusan
Pastikan anda menggerus kopi secara optimal karena air panas akan mengekstrak jumlah ideal elemen kopi dan proses pemasakan yang terjadi juga ideal, serta menghasilkan aroma dan rasa yang mantap. Jangan menggerus kopi lebih kasar atau lebih halus dari tingkat optimalnya karena keduanya akan mengurangi rasa dan aroma kopi. Kopi yang digerus lebih kasar daripada optimalnya akan menghasilkan ekstraksi yang buruk, sedangkan kopi yang digerus lebih halus daripada optimalnya akan terjadi kelebihan ekstraksi sehingga menghasilkan rasa yang pahit.
-Faktor kelima : Suhu
Pastikan anda menyeduh kopi dengan waktu yang sesuai dan pada selang waktu yang sesuai pula (jika Anda menggunakan coffee maker). Biasanya, suhu optimal pemasakan kopi adalah sekitar 92-96 oC. Sedikit modifikasi suhu (2-3 oC) mungkin lebih baik untuk beberapa jenis kopi, atau beberapa orang yang memiliki selera agak berbeda dari biasanya. Satu hal yang harus Anda perhatikan selama proses pembuatan sajian kopi adalah kestabilan suhu. Ketidakstabilan suhu pada espresso maker merupakan salah satu alasan kenapa rasa espresso jadi tidak enak. Kisaran suhu selama proses hendaknya tidak lebih dari beberapa derajat karena kisaran suhu lebih banyak akan mengakibatkan ekstraksi berjalan tidak optimal.
-Faktor keenam : Mesin kopi (coffee machine) dan cangkir
Mesin memegang peranan yang penting dalam pemasakan kopi sehingga anda harus menjamin bahwa mesin anda berkualitas baik. Mesin tersebut dicirikan dengan kemampuannya untuk menjaga kestabilan suhu. Selain itu, mesin harus dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama dengan sedikit perawatan. Jangan lupa untuk melakukan perawatan dan pembersihan rutin mesin Anda agar mesin anda dapat terus bekerja optimal selama bertahun-tahun.
Ingatlah bahwa mesin yang bersih memberikan rasa kopi yang lebih enak daripada mesin yang kotor. Jangan sembarangan menggunakan produk pembersih, pergunakan hanya yang direkomendasikan untuk mesin anda.
Setelah kopi selesai dimasak, maka penyajian kopi harus memperhatikan cangkir kopi yang dipergunakan. Cangkir kopi yang ideal harus memiliki diameter yang cukup sehingga aroma dapat mencapai hidung. Hal ini karena aroma merupakan faktor utama yang mempengaruhi indera perasa.
Selain itu, cangkir kopi yang Anda pergunakan juga harus mampu menjaga suhu kopi tetap panas untuk waktu yang cukup lama. Anda bisa menyiapkan cangkir porselen karena kemampuan insulasi suhunya. Bila Anda menghendaki, anda juga dapat menyiapkan cangkir yang terbuat dari baja tahan karat atau yang berdinding gelas ganda, yang tentunya memiliki kemampuan insulasi yang lebih baik.
Sumber : biji-kopi
Lihat juga :
the cafe
coffee bean
starbucks
Step Pengolahan Kopi Sebelum dituangkan kedalam Cangkir - 2
Pemrosesan kopi belum berakhir dengan dihasilkannya biji kopi. Beberapa perlakuan tambahan harus diberikan untuk manghasilkan biji kopi yang sesuai dengan permintaan pasar. Berikut adalah perlakuan-perlakuan tersebut :
*Pemberian peringkat hasil sortir
Pemberian peringkat penting agar masyarakat bisa memilih kualitas biji kopi seperti apa yang diinginkan. Hal ini diawali dengan seleksi biji kopi hijau secara manual atau mesin untuk menghilangkan debris dan biji yang jelek. Setelah itu, kopi digolong-golongkan berdasarkan ukurannya dan diberi label AB atau AA.
*Pemolesan biji
Pemolesan biji kopi dilakukan untuk menghilangkan kulit perak yang terkadang masih menempel pada biji kopi. Tanpa adanya kulit perak, maka peningkatan kualitas penampilan biji kopi hijau dapat dicapai. Selain itu, keberadaan kulit perak tidak disukai konsumen karena dapat membentuk hasil samping pada saat biji kopi dipanggang, yaitu yang disebut dengan chaff.
*Penyimpanan biji kopi dalam kantong
Bila belum segera dipanggang, maka biji kopi harus disimpan dengan benar agar kualitas biji stabil. Penyimpanan dilakukan dengan menempatkan biji pada kontainer yang berventilasi dan dapat menjamin biji kopi tetap kering dan bersih, misalnya kantong fiber.
*Penuaan
Beberapa kalangan masyarakat menyukai cita rasa kopi yang terpapar udara laut dalam jangka waktu yang lama. Hal ini diawali dari jaman dahulu ketika kopi harus diimpor dari tempat yang jauh dan harus menempuh pelayaran yang panjang. Hasilnya, cita rasa kopi termodifikasi akibat paparan udara laut dan ternyata banyak disuka. Pada saat teknologi semakin canggih dan terbukanya jalur-jalur perdagangan sehingga pelayaran tak lagi lama, ternyata banyak orang menginginkan cita rasa kopi seperti sedia kala. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, para pedagang menyimpan biji kopi di gudang pelabuhan yang cukup terbuka selama kurun waktu yang cukup lama, yakni selama 5 atau enam bulan sehingga biji kopi akan terpapar pada udara laut. Perlakuan ini disebut dengan penuaan (aging).
*Dekafeinasi
Kafein merupakan salah satu senyawa dalam kopi yang terkadang kurang diinginkan oleh sebagian pecinta kopi. Senyawa ini bisa dikurangi melalui proses dekafeinasi. Dekafeinasi dilakukan sebelum pemanggangan kopi.
Ada dua prosedur dekafeinasi yang biasanya dilakukan. Metode pertama adalah dekafeinasi melalui ekstraksi dengan karbon dioksida superkritis. Biji kopi hijau yang telah dilembabkan dipapar dengan karbon dioksida dalam jumlah besar (karbon dioksida dijaga pada tekanan 28 MPa dan suhu antara 90 and 100 °C). Prosedur ini dapat menghilangkan sekitar 97% kandungan kafein biji. Kafein kemudian dilepaskan dari karbon dioksida dengan sistem adsorpsi karbon aktif.
Metode lainnya adalah ekstraksi pelarut. Pelarut yang dipergunakan biasanya adalah minyak yang diekstrak dari kopi panggang atau etil asetat. Ekstraksi kafein dilakukan dengan menambahkan pelarut pada biji kopi. Setelah prosedur ekstraksi, biji dipindahkan dari pelarut kemudian diuapkan untuk menghilangkan residu pelarut pada biji kopi. Pelarut dapat dipergunakan kembali jika kafein telah dilepaskan.
Sumber : biji-kopi
Lihat juga :
the cafe
coffee bean
starbucks
*Pemberian peringkat hasil sortir
Pemberian peringkat penting agar masyarakat bisa memilih kualitas biji kopi seperti apa yang diinginkan. Hal ini diawali dengan seleksi biji kopi hijau secara manual atau mesin untuk menghilangkan debris dan biji yang jelek. Setelah itu, kopi digolong-golongkan berdasarkan ukurannya dan diberi label AB atau AA.
*Pemolesan biji
Pemolesan biji kopi dilakukan untuk menghilangkan kulit perak yang terkadang masih menempel pada biji kopi. Tanpa adanya kulit perak, maka peningkatan kualitas penampilan biji kopi hijau dapat dicapai. Selain itu, keberadaan kulit perak tidak disukai konsumen karena dapat membentuk hasil samping pada saat biji kopi dipanggang, yaitu yang disebut dengan chaff.
*Penyimpanan biji kopi dalam kantong
Bila belum segera dipanggang, maka biji kopi harus disimpan dengan benar agar kualitas biji stabil. Penyimpanan dilakukan dengan menempatkan biji pada kontainer yang berventilasi dan dapat menjamin biji kopi tetap kering dan bersih, misalnya kantong fiber.
*Penuaan
Beberapa kalangan masyarakat menyukai cita rasa kopi yang terpapar udara laut dalam jangka waktu yang lama. Hal ini diawali dari jaman dahulu ketika kopi harus diimpor dari tempat yang jauh dan harus menempuh pelayaran yang panjang. Hasilnya, cita rasa kopi termodifikasi akibat paparan udara laut dan ternyata banyak disuka. Pada saat teknologi semakin canggih dan terbukanya jalur-jalur perdagangan sehingga pelayaran tak lagi lama, ternyata banyak orang menginginkan cita rasa kopi seperti sedia kala. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, para pedagang menyimpan biji kopi di gudang pelabuhan yang cukup terbuka selama kurun waktu yang cukup lama, yakni selama 5 atau enam bulan sehingga biji kopi akan terpapar pada udara laut. Perlakuan ini disebut dengan penuaan (aging).
*Dekafeinasi
Kafein merupakan salah satu senyawa dalam kopi yang terkadang kurang diinginkan oleh sebagian pecinta kopi. Senyawa ini bisa dikurangi melalui proses dekafeinasi. Dekafeinasi dilakukan sebelum pemanggangan kopi.
Ada dua prosedur dekafeinasi yang biasanya dilakukan. Metode pertama adalah dekafeinasi melalui ekstraksi dengan karbon dioksida superkritis. Biji kopi hijau yang telah dilembabkan dipapar dengan karbon dioksida dalam jumlah besar (karbon dioksida dijaga pada tekanan 28 MPa dan suhu antara 90 and 100 °C). Prosedur ini dapat menghilangkan sekitar 97% kandungan kafein biji. Kafein kemudian dilepaskan dari karbon dioksida dengan sistem adsorpsi karbon aktif.
Metode lainnya adalah ekstraksi pelarut. Pelarut yang dipergunakan biasanya adalah minyak yang diekstrak dari kopi panggang atau etil asetat. Ekstraksi kafein dilakukan dengan menambahkan pelarut pada biji kopi. Setelah prosedur ekstraksi, biji dipindahkan dari pelarut kemudian diuapkan untuk menghilangkan residu pelarut pada biji kopi. Pelarut dapat dipergunakan kembali jika kafein telah dilepaskan.
Sumber : biji-kopi
Lihat juga :
the cafe
coffee bean
starbucks
Langganan:
Postingan (Atom)