Rabu, 22 September 2010

Rumah Makan Angke "Chinesse Food"

Walaupun tinggal di Vietnam yang Notabene tidak jauh dari China. Tapi hasrat saya (halah !!) akan makanan China tidak bisa terpuaskan di negeri Ini. Oleh karena nya acara makan "Chinesse Food" di tanah air menjadi salah satu acara wajib di kepulangan saya ke Tanah air.

Salah satu favorit saya dan juga sudah menjadi legenda di Ibu Kota adalah rumah makan Angke. Rumah makan ini sudah berdiri sejak kurang lebih 40 tahun. Entah berapa banyak pesta warga Ibu Kota di lempar ke tempat ini. Mulai dari sekedar sukuran kenaikan kelas, lulusan sampai acara pernikahan diadakan di tempat ini. Hmmm berjuta memori ...

Sebuah rumah makan "djadoel" (djaman doeloe) yang terus berbenah diri untuk tetap bertahan di perkembangan jaman dan serbuan makanan modern di tanah air. Seorang teman dalam bukunya bahkan sampai menobatkan rumah makan ini sebagai salah satu nominasi rumah makan djadoel terbaik di Ibu Kota.

Bicara soal rumah makan angke pasti langsung teringat "lindung cah fumak" nya. Lagi - lagi seorang teman sampai bersumpah tidak akan makan "lindung cah fumak" selain di tempat ini. Sama seperti saat saya bersumpah tidak makan ketoprak lagi selain ketoprak kuah kluwek di Purwakarta (pernah saya tulis di kolom makanan di Kompas beberapa tahun dulu).

oke kembali ke "lindung cah fumak". Lindung yang dipilih dalam hidangan ini berukuran tidak terlalu besar dan juga tidak terlalu kecil, sempurna sekali untuk digoreng dengan sedikit tepung sampai garing kemudian ditumis dengan fumak dan angkak.

Angkak adalah fermentasi beras merah yang memberi warna kemerahan pada masakan, rasanya mirip tape ketan yang biasa ditemukan di wedang tape di jawa, hanya saja rasa manisnya sedikit lebih dominan. Salah satu penggunaan angkak yang menurut saya sangat cantik adalah dalam masakan sayur asin. Di Purwakarta ada sebuah rumah makan China yang menggunakan porsi angkak yang "generous" dalam masakan sayur asinnya .. rasanya "superb" ... duh kangennya ...

oke oke .. malah ngelantur .. kembali ke "lindung cah fumak". Tampilannya sangat menggoda sekali. Lindung yang sudah dipotong menjadi "bite size" tampak cantik sekali bersanding dengan hijaunya fumak, ditambah hiasan merahnya angkak yang sporadis membuat hidangan ini juga dapat dinikmati dengan mata.

Lindung Cah Fumak

Gigitan pertama ... hmmm renyah sekali, renyah .. gurih .. dari lindung kemudian diikuti dengan sedikit rasa manis dari angkak .. mempesona sekali. Fumak nya juga sangat cantik, rasanya yang sedikit memberi warna pahit (in the good way) pada masakan ini seolah menjadi penyeimbang yang sempurna .. sempurna ... saya jadi kepikiran untuk ikut bersumpah juga ...

Hidangan berikutnya yang tidak kalah menarik adalah ayam garam. Hidangan sederhana yang saking sederhananya membutuhkan keahlian yang tinggi untuk membuatnya. Menurut legenda yang saya ketahui, hidangan ini memiliki jurus yang mirip dengan masakan "Beggar Chicken" yang muncul dari ide seorang pengemis yang ingin memasak ayam temuannya dengan peralatan yang sederhana. Setelah bulu bulu ayam di cabuti, kemudian ayam dibungkus dalam gumpalan tanah liat kemudian dibakar hingga matang. Perkembangan ilmu memasak, membuat variasi jenis makanan ini berkembang, dari sekedar dibungkus dengan tanah liat kemudian diberi lapisan daun teratai sebelum dibungkus tanah liat, sampai kemudian dibungkus dengan lapisan garam. Saya tidak tau bagaimana ayam garam di Rumah makan angke di masak.

Tampilannya cukup cantik. Ayam yang sudah dipotong disusun rapi diatas piring lonjong .. menarik..

Ayam Garam

Rasanya pun sangat menarik. Tentu saja dari namanya sudah diketahui bahwa rasa asin yang masih dapat ditolerir mendominasi masakan ini. Terasa sedikit jejak jahe dan bawang putih dibelakang. Kombinasi asin dan rasa jahe tidak lantas membunuh rasa ayam itu sendiri, rasa ayamnya masih bisa dirasakan dengan cantik....

Berikutnya dari kubu ikan , adalah gurame asam manis yang kami pesan saat itu. Sebenarnya saya selalu berusaha menghindari jenis makanan "cari aman" seperti ini. Tapi seorang teman dalam bukunya merekomendasikan makanan ini...

Tampilannya "tidak ada yang aneh", potongan ikan yang digoreng tepung kemudian diguyur saus asam manis dengan potongan wortel seukuran korek api, sama sekali "tidak ada yang aneh".

Gurame Asam Manis

Tapi rasanya sungguh mempesona. Bahkan menu ini yang jadi favorit istri saya saat itu. saos asam manis nya sama sekali tidak membosankan, berjalan beriringan kompak sekali dengan gurih nya potongan gurame yang digoreng tepung .. mempesona ...

Makanan China di Indonesia sudah menjadi bagian yang tidak dapat terpisahkan dari kehidupan masyarakat di Indonesia. Jenis makanan ini sudah sangat menjamur, mulai dari di rumah makan berkelas sampe warung tenda pinggir jalan. Membuat variasi kuliner tanah air menjadi sangat beraneka ragam ... duh indahnya ...



Sumber     : itstraveltime
Lihat juga :
Marzano
Loewy
Table8

1 komentar: