Rasa bumbu nan pedas ala India membuat Erwin Parengkuan kesengsem. Dia doyan betul menyantap makanan India, salah satunya adalah samosa. Samosa, dijelaskan Erwin, adalah makanan berisi kentang rebus dan sayuran berbumbu kari. Di dalamnya ada buncis dan cabai rawit. "Saya suka bumbu karinya," ucap penyiar radio ini.
Dua bulan lalu Erwin tinggal di India selama 12 hari. Selama di sana, ia melahap ragam makanan Negeri Paman Gandhi ini. Kalau ngidam, pria Manado ini pergi ke rumah makan Gurjadi, Kelapa Gading, atau Queen Thunder di Thamrin. Beberapa pekan sekali ia dan keluarganya menyambangi dua tempat itu. "Kalau bosan yang lokal, makanan India jadi alternatif," ujar Erwin.
Memang tidak semua orang Indonesia suka makanan India. Mungkin kalau Anda bukan orang Minang, sebaiknya jangan mencoba, karena bumbu kari India begitu "nendang". Juru masak Hotel Asiana Chennai, India, Gopalakrishnan Muruganandam, mengatakan hampir semua bumbu masak India banyak memakai cabai kering, kunyit, atau ketumbar. "Sebab, itu rasanya kuat dan spicy," tutur Muruganandam saat ditemui di Hotel Le Grandeur, Mangga Dua, Jakarta Utara, Rabu siang lalu.
Selama sepekan Muruganandam meramu hidangan spesial India di hotel yang lokasinya persis di belakang ITC Mangga Dua ini. Tepatnya di Kafe Mangga Dua, lantai satu, mulai pukul 12.00 hingga 14.30 WIB.
Dengan mengeluarkan dana Rp 130 ribu per orang, pengunjung bisa menyantap sajian India itu pada 13-20 November 2009. "Hidangan dibuat prasmanan," ujar Dessyca, Koordinator Hubungan Masyarakat Hotel Le Grandeur, di kesempatan yang sama.
Bagi Anda yang doyan masakan India seperti Erwin, masakan hasil racikan tangan Muruganandam sangat layak dicoba. Dari hidangan vegetarian hingga yang bukan vegetarian semua tersedia. Sebut saja Yera Kal Masala--udang panggang yang dibalur minyak kelapa. Udang ini kental rasa jahe dan bawang putihnya. Ada rasa pedas dari cabai bubuk dan bau cengkeh yang menusuk hidung.
Menu itu bisa dilahap dengan nasi rasa susu bernama cashew pulao. Nasi ini dicampur dengan minyak samin, susu segar, serta kacang mete. Bentuk bulir-bulir nasinya sangat langsing, tidak gendut seperti nasi dari beras lokal kebanyakan. Rasanya khas, kenyal, dan enak. Bagi Anda yang vegetarian, Anda bisa mencoba Onion Pakoda. Menu itu seperti bakwan dengan irisan bawang bombai dan cabai hijau di dalamnya. Tepungnya adalah tepung beras. Makanan ini dimakan dengan saus tomat.
Dari situ, Anda bisa beralih ke ayam bakar briyani. Di lidah saya, daging ayamnya empuk nan legit. Kulitnya kering, dengan harmonisasi pedas yang "ajip". Hidangan populer di India Selatan ini sejoli dengan nasi ayam briyani. Menu utama di atas bisa diakhiri dengan makanan bernama chum-chum, kue basah berwarna putih sebesar ulat bulu. Begitu digigit, dari kue itu bakal keluar lendiran manis.
Rasanya manis sekali. Muruganandam mengatakan makanan itu terbuat dari lemak susu. "Orang India sangat menyukainya," ujar koki peraih medali emas dalam kontes masak The Indian Federation of Culinary Associations 2008 ini.
Sebagai pelepas dahaga, saya memilih minuman bernama chass. Chass adalah bahasa Gujarati, India, yang berarti buttermilk, dalam bahasa Inggris. Rasanya betul-betul tawar, dan tak terasa rasa yoghurtnya--malah seperti air tajin. Orang Gujarat menghidangkan chass sebagai minuman dingin yang dipercaya membuat suhu tubuh turun pada musim panas.
Selain menyediakan pesona prasmanan makanan India, kafe 24 jam ini melayani pemesanan berbagai minuman, seperti jus segar, minuman ringan, mocktail, dan cocktail. Pengunjung juga bakal disuguhi alunan merdu lagu romantis yang diiringi piano. Tepat bagi Anda yang menginginkan suasana santai dan nyaman.
Sumber : tempinteraktif
laguna, sushi tei, tamani
Tidak ada komentar:
Posting Komentar