Banyak orang berkata bahwa jika Anda pergi ke Papua, namun tidak menjejakan kaki di tanah Wamena, itu sama saja berarti Anda belum ke Papua. Wamena memang merupakan salah satu kota impian yang sangat ingin saya kunjungi; sebuah tempat di dataran tinggi Papua yang terasa sejuk kendati di siang hari saat matahari bersinar dengan terik.
Berjalan-jalan di pusat kota Wamena merupakan sebuah pengalaman yang tak penah saya lupakan. Dengan menumpang sebuah becak, mata saya menyapu hamparan bunga-bunga yang tumbuh liar di sepanjang jalan; tampak pula satu-dua laki-laki dan perempuan yang berjalan kaki hanya dengan mengenakan pakaian tradisional mereka : koteka bagi kaum lelaki dan rok rumbai tanpa penutup dada bagi kaum perempuan. Saat ini mayoritas masyarakat Papua memang tidak lagi mengenakan pakaian tradisional mereka kecuali pada saat-saat tertentu, termasuk upacara adat.
Kota Wamena berada di kawasan Lembah Baliem. Selain panorama alamnya yang indah, Kota ini pun menawarkan kuliner dengan rasa yang amat menggoda dan salah satu yang sangat terkenal adalah Udang Selingkuh. Nama makanan ini terdengar unik di telinga, namun sebaiknya anggapan miring tentang istilah “selingkuh” dibuang jauh-jauh dari pikiran. Kata Selingkuh dalam kuliner ini dimaksudkan pada kedua capit panjang yang terdapat di kepala udang tersebut, yang sebetulnya lebih menyerupai capit kepiting. Ukuran udang air tawar ini pun lebih besar jika dibandingkan dengan ukuran udang pada umumnya.
Udang Selingkuh umumnya disajikan dengan cara digoreng, namun ada pula yang memesan menu kuliner ini dalam bentuk rebusan. Penyuka Udang Selingkuh goreng dapat memilih menu lain seperti nasi hangat dan tumis kangkung sebagai pelengkap rasa. Penyajian Udang Selingkuh pun dapat beragam, tergantung selera : dengan racikan saus mentega, atau saus tiram, saus padang, atau saus asam manis. Bagi mereka yang memilih Udang Selingkuh rebus, alangkah terasa sedap jika menggabungkan menu kuliner ini dengan sepiring nasi hangat plus sambal tomat dan lalapan sebagai pendamping. Ada lagi cara penyajian yang lain, yaitu dibakar. Namun, jenis penyajian ini tidak terlalu sering dilakukan.
Salah satu rumah makan di Wamena yang memasukkan menu Udang Selingkuh dalam daftar makanannya adalah Rumah Makan Blambangan, yang berlokasi di Jl. Trikora. Di rumah makan ini, harga satu porsi Udang Selingkuh terbilang cukup mahal, berkisar antara Rp 70.000 hingga Rp 100.000, termasuk sepiring nasi hangat. Mahalnya harga perporsi Udang Selingkuh ini dikarenakan langkanya jenis udang tersebut di pasar, pun tidak sembarang tempat di Wamena menyajikan jenis kuliner ini.
* wisataloka
coffee bean, nelayan restoran, loewy
Tidak ada komentar:
Posting Komentar