SHABU asal Jepang sudah amat populer di banyak negara, termasuk Indonesia. Keunikan menu ini terletak pada cara memasaknya, yang menjadi keunggulan restoran penyaji shabu.
Shabu adalah makanan khas Jepang jenis nabemono. Nabemono sendiri merupakan kategori makanan yang dimasak dan dihidangkan di dalam panci besar. Nabemono terdiri atas dua kata: nabe (panci untuk memasak) dan mono (bahan-bahan). Nabemono lazim disajikan dalam keadaan panas, biasanya langsung di atas kompor portable.
Walaupun isi menu ini bisa disesuaikan dengan selera, pada umumnya shabu terdiri atas irisan daging sapi yang sangat tipis atau dapat pula diganti dengan irisan ayam dan seafood.
Adapun untuk tambahannya, bisa menggunakan udon atau bahan nabati seperti tahu jepang (tofu) atau jenis sayur-sayuran segar, seperti wortel, taoge, daun bawang, sawi, dan rumput laut yang sudah dikeringkan.
Jika Anda ingin menyantap masakan berkuah, tidak ada salahnya memilih shabu. Salah satu restoran Jepang yang menyediakan shabu sebagai hidangan utama adalah Shabu Shabu House, yang akan memberi Anda pengalaman "seru" menyantap shabu.
"Untuk masakan di sini, kami memberi konsep fresh and healthy. Fresh untuk semua jenis bahan dasar masakan dan healthy karena kami tidak menggunakan MSG," kata Operational Manager Shabu Shabu House Burhanuddin Hasibuan.
Restoran yang berlokasi di lantai 1 EX Plaza, Jakarta, ini menggantikan MSG dengan rempah-rempah ataupun sayuran yang menyehatkan. Untuk penyedap rasa masakan, dipilih kaldu yang berasal dari tulang hewan yang sudah direbus.
Yang unik dari restoran ini adalah adanya pengenalan cara menyantap shabu secara benar. "How to enjoy our shabu shabu", itulah kalimat yang tertera di secarik kertas yang terdapat di tiap meja pengunjung. Penjelasan detail di kertas tersebut adalah bagaimana menikmati shabu. Dengan menggunakan gambar yang berisi pemaparan, tamu akan lebih tahu apa yang sebaiknya dimasak terlebih dahulu.
Supervisor Shabu Shabu House EX Plaza Yulianto Kurniawan mengatakan, cara menyantap shabu harus diawali dengan memasukkan sayur yang sifatnya keras terlebih dahulu, semisal jagung dan wortel. Butuh waktu tiga menit untuk menunggu air di atas meja makan mendidih, lalu masukkan sayuran keras dengan diakhiri sayuran hijau. Setelah itu, baru masukkan daging ke dalam panci. Rasa kaldu cukup terasa pada menu yang saat itu dimasak, yakni shabu shabu australian beef.
"Daging dimasak tidak perlu lama-lama. Waktu yang digunakan cukup dua detik agar segera matang," ujar Yulianto.
Berhubung restoran ini lebih fokus pada shabu, tak heran menu tersebut sangat difavoritkan. Yang terbaru adalah menu kimchi shabu. Anda yang menyukai rasa pedas, tidak usah ragu memilih menu satu ini.
"Kimchi shabu sudah ada sejak awal April lalu. Oleh para penyuka pedas, kimchi shabu sangat difavoritkan," sebut Yulianto.
Shabu Shabu House sudah memiliki empat cabang. Dua cabang berada di luar Jakarta dan satu cabang terletak di Senayan City.
Di samping shabu, Shabu Shabu House juga menyediakan menu lain, antara lain suchi goma. Jenis hidangan selingan ini terbuat dari ikan suchi atau biasa disebut ikan dori yang bertekstur lembut bercampur dengan rasa khas jamur shitake. Rasa asin keju sangat jelas terasa saat kita memulai gigitan pertama pada menu ini.
Tersedia pula menu shitake maki. Dari namanya sudah dapat diketahui bahwa menu selingan ini menggunakan jamur shitake sebagai bahan utama. Kelezatan shitake maki dapat dirasakan dari kelembutan daging sapi yang diiris tipis.
*jalanasik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar