BAGI pencinta kuliner, dine out dengan menjelajah kafe dan restoran menjelma jadi kepuasan tersendiri. Harga tak jadi masalah, yang utama makanan dan suasana yang ditawarkan.
Boleh dibilang hampir setiap hari Ayu Dewi makan di luar atau dine out. Maklum, model bertubuh semampai ini sangat doyan makan. Kesibukan membuat Ayu jarang menggunakan dapur di apartemennya.
Alhasil, Ayu lebih mudah mendeskripsikan restoran dan kafe agak fancy lengkap dengan menu makanan, harga, dan konsep yang ditawarkan, daripada macam-macam bumbu dapur.
"Saya biasanya dine out bareng teman-teman, kadang berlima atau lebih. Kalau sudah nongkrong, acara makan tambah lama," papar Ayu yang menjadi presenter acara musik, travel, dan infotainment ini. Saking asyiknya ngobrol, acap kali mereka keluar ketika restoran atau kafe tersebut benar-benar sudah mau tutup. Kalau sudah begitu, mereka angkat kaki, mencari kafe lain, tentunya.
Biasanya Ayu memulai datangnya malam dengan menikmati cappuccino kesukaannya di Crema, kafe mungil di kawasan Kuningan, Jakarta. Rasa kopi di kafe tersebut disebutnya sangat sedap, mengingatkan pada rasa kopi yang biasa ditawarkan kafe-kafe di Australia.
"Baristanya orang Australia. Harga kopinya pun enggak mahal, cuma Rp35 ribu," imbuh Ayu. Nah, kelar ngopi, giliran Ayu melangkah ke Loewy Bar & Restaurant di Oakwood Premier Cozmo, Lingkar Mega Kuningan, Jakarta. Di sini, ia memanjakan lidah dengan hidangan grilled chicken breast with comfit vegetables, yang berupa dada ayam panggang diperkaya sayuran.
Sambil ditemani cocktail chocolate buddha yang beraroma tiramisu, terasa lengkap sudah hidup perempuan yang hobi traveling ini. Sebagai penutup, Ayu pun kerap memesan es krim. Soal es krim rupanya Ayu mempunyai langganan sendiri di Pizza e Birra yang ada di Plaza Indonesia, eX. Cara penyajian es krim di restoran itu cukup unik. Roti pizza yang tipis ditaburi topping es krim vanilla dan sirup cokelat marbel. Satu loyang yang sekitar Rp100 ribu bisa dilahap habis oleh Ayu.
Jika sedang ingin makan pasta, Ayu akan mengajak temannya nongkrong di Trattoria Dining Court, Kuningan. Menurutnya, rasa pasta ravioli di sana tidak ada duanya.
Ia pun gemar makan di restoran yang unik seperti The Apartment. Layaknya sebuah apartemen, restoran itu didesain lengkap dengan ruang tamu, jacuzzi, dan dapur. "Yang menarik pelayannya mengenakan baju piyama," sebut Ayu. Sirloin steak medium-well merupakan menu favoritnya.
Ayu mengatakan, setiap akan makan di luar ia harus merogoh kocek minimal Rp250 ribu. Tapi, kesenangannya makan bukan hanya sebatas menikmati hidangan saja. Lewat dine out, ia pun mempererat hubungan dengan teman sekaligus memperluas networking. Jadi ia pun tidak mempermasalahkan harga selama ia puas dengan makanan yang dihidangkan.
Pengalaman makan fine dining juga acap kali dirasakan oleh General Manager Marketing Apartemen Ciputra World Natalia Tanudjaja. Perempuan yang berdomisili di Surabaya ini amat menyukai steak. Maklum, sang suami memang berkebangsaan Belanda. "Jadi saya tahu mana rasa steak yang benar-benar enak dan pas di lidah orang asing," aku Natalia.
Ia pun menjatuhkan pilihan pada restoran Perancis Vis A Vis bertempat di hotel JW Marriot Surabaya. Setiap akan pergi makan di restoran ini, Natalia pun akan berdandan secantik mungkin. Maklum, ia pergi dengan suami tercinta, dalam sebuah candle light dinner di restoran berkelas.
Natalia selalu memulai acara makannya dengan escargot sebagai appetizer. Ia tak habis pikir mengapa bekicot lengkap dengan cangkangnya ini sangat lezat ketika dipadukan dengan butter, mentega, dan bawang putih.
Selesai menyantap hidangan pembuka, giliran menikmati hidangan utama. "Seringnya saya pesan steak daging, hanya sesekali saja pesan steak ikan. Untungnya untuk fine dining porsi yang ditawarkan sedikit," katanya.
Steak daging, kata Natalia, paling pas ditemani dengan segelas red wine. Sementara steak ikan lebih cocok dengan white wine. Natalia pun menutup perjumpaannya di restoran itu dengan creme brulee yang amat dipujanya. Perut kenyang setelah membayar tagihan saja yang mencapai Rp500 ribu.
Dining out rupanya juga diminati oleh Motivator marketing terkenal Tung Desem Waringin. Bagi pria yang mengurangi konsumsi daging ini, makan di luar adalah kesempatan baginya untuk mencicipi menu baru di restoran yang baru pula.
"Jika waktu saya longgar, saya suka iseng mencari restoran baru, kalau enak saya akan balik lagi," papar penyuka nasi saus tiram ini. Namun, jika Tung tidak memiliki waktu lebih, ia memilih untuk langsung menuju restoran yang sudah lama dikenalnya.
Pengusaha kelas satu ini langsung mampir ke kafe Bogor di Hotel Borobudur, Jakarta. Ini menjadi restoran favorit Tung saat menjamu relasi. Menurut Tung, menu yang disajikan beragam dan termasuk unik. Favoritnya, tentu saja sop buntut.
Sumber : jalanasik
Lihat juga : marzano, loewy, table8
Tidak ada komentar:
Posting Komentar