MASAKAN Indonesia sangat beragam. Dari satu jenis bahan bisa dibuat aneka macam hidangan lezat. Salah satunya adalah olahan buntut.
Buntut termasuk salah satu menu yang tidak asing lagi di Indonesia. Mulai pelosok desa hingga kotakota besar mengenal aneka olahan buntut. Berbagai jenis makanan dapat dibuat dari bahan baku satu ini, misalkan sup buntut. Variannya bisa terdiri atas sup buntut goreng, sup buntut bakar, atau sup buntut biasa yang disajikan dengan kuah di dalam mangkuk.
Bagi Anda yang jenuh mengonsumsi sup buntut, dapat memilih menu berbahan baku buntut, tapi tidak diolah menjadi sup. Menu itu bernama buntut balado. Balado di daerah Sumatera sangatlah terkenal. Bukan hanya buntut yang dibuat menjadi balado, aneka sayuran seperti terung ataupun kacang tanah juga bisa diolah menjadi menu balado yang nikmat.
Mengolah buntut menjadi hidangan yang menggugah selera, itulah yang dilakukan Chef Wijaya Antasari. Berkat kepiawaiannya, buntut dapat diolah menjadi hidangan yang tidak terlupakan.
"Jika membeli di pasar, belilah buntut yang telah dikupas kulitnya. Kalau tidak begitu, proses memasaknya akan menjadi lebih lama," kata chef yang pernah bekerja lima tahun di Arab itu.
Demi menghasilkan menu buntut yang nikmat, Wijaya sangat berhati-hati memilih bahan baku. Dia harus mendapatkan buntut yang benar-benar segar. "Jadi, kalau membeli buntut di pasar tradisional, lihatlah yang warnanya masih merah dan tidak berbau kecuali bau daging. Kalau sudah bau amis sedikit saja, lebih baik tidak usah dibeli," sarannya.
Dalam memasak buntut, menurut Wijaya, siapa pun harus menggunakan bumbu yang pas demi mendapatkan rasa buntut yang benar-benar nikmat.
"Semua jenis bumbu itu penting. Kalau saya kerap menggunakan rempah seperti merica, pala, dan jahe untuk menguatkan aroma daging," bebernya.
Tidak sampai di situ saja. Untuk membuat olahan buntutnya lebih cepat lembut, Wijaya mengaku selalu menggunakan bunga lawang yang banyak dijual di pasar. Bunga lawang dicampur ke dalam buntut ketika hendak direbus. Hasilnya, buntut seperti apa pun akan cepat sekali empuk. "Setiap chef memiliki tip yang berbeda untuk melembutkan daging. Tapi, kalau kami selalu menggunakan cara tradisional dan alamiah tanpa menggunakan bahan kimia," ujar Wijaya.
Tentang tingkat kesulitan mengolah buntut menjadi hidangan yang menggugah selera makan, Wijaya menyebutkan, tergantung pada menu yang akan dibuat.
"Kalau saya paling suka memasak sup buntut, entah itu goreng, rebus, atau bakar. Yang agak sulit adalah ketika membuat buntut menjadi hidangan balado," sebutnya.
Hal itu cukup beralasan karena tidak semua orang menyukai sambal dan tidak semua orang pula menyukai tingkat kepedasan yang diberikan chef.
"Sulitnya ya itu, membuat buntut balado cocok untuk lidah siapa saja. Bukan hanya orang Sumatera, juga bisa dinikmati orang dari berbagai daerah di Indonesia dengan lidah dan selera yang berbeda," pungkasnya.
* jalanasik
coffee bean, sushi tei, tamani
Tidak ada komentar:
Posting Komentar