Rabu, 29 September 2010

poulet roti a la Coquelicot

Jakarta - Orang Italia dan Prancis sangat suka bawang putih. Bumbu masak yang satu ini hampir tidak pernah absen dalam masakan mereka. Maka, karena saya juga penggemar fanatik bawang putih, itu pulalah sebabnya saya sangat gemar masakan Italia dan Prancis.

Untuk memuaskan kesukaan saya terhadap bawang putih, pesanan favorit saya di sini adalah poulet roti a la Coquelicot (baca: kokeliko), alias ayam panggang. Ah, apa pula istimewanya ayam panggang?

Ini memang melibatkan pengakuan saya yang lain. Saya juga sangat suka ayam panggang - apapun modelnya. Di Coquelicot, rongga perut ayamnya diisi bawang putih penuh-penuh, bagian luarnya dilumuri mentega, garam, dan rosemary, lalu dipanggang dalam oven. Satu porsi (Rp 80 ribu) terdiri atas setengah ekor ayam, sedikit salad, dan potato gratin Dauphinois. Yang terakhir ini adalah kentang diiris tipis, dipanggang dengan krim dan keju.

Menu sederhana ini memang selalu menghanyutkan saya. Pertama, aroma harum mentega, rosemary, dan bawang putih yang langsung menyergap hidung ketika sajian itu diletakkan di meja. Ayamnya empuk dan juicy. Hei, bawang putihnya jangan dibuang, ya? Bawang putih panggang itu sudah menjadi lembut seperti mentega. Rasa pedasnya yang menyengat pun sudah menjadi "jinak". Persis seperti bawang putih yang di-grill bersama bulkalbi atau bulgogi di restoran Korea.

Jangan heran bila di balik setengah ekor ayam panggang itu Anda menemukan lebih dari sepuluh siung bawang putih. Silakan menyantapnya puas-puas. Good for your health! Caveat: mohon setelah makan jangan mencium dining companion Anda. Aroma bawang putih di mulut Anda sudah akan cukup untuk membuatnya pingsan.

Coquelicot adalah sebuah restoran apik yang menyebut dirinya sebagai homemade French bistro. Semua yang disajikan di sini - termasuk tiramisu dan berbagai dessert-nya yang juara - adalah masakan Chef-Owner Sandra Djohan. Suasana-nya sangat cozy. Sekalipun sejatinya berlokasi di Jeruk Purut di ujung kawasan Kemang, tetapi di Coquelicot kita serasa sedang berada di sebuah bistro di Montmartre sana.

Sebagai penyuka steak, Chef Sandra juga punya "senjata rahasia" untuk membuat tamunya bertekuk lutut. Berani coba l'entrecote au beurre de moutarde maison (prime rib dipanggang dengan saus mentega-mustar) yang berukuran 400 gram? Medium rare, please! Ini yang disebut sejati - sekali jajal, nancep di hati.

Coquelicot adalah tempat yang cocok untuk mengajak keluarga dan teman dekat untuk makan siang maupun malam dengan santai. Bila mood Anda sedang ingin melakukan family bonding, pesanlah fondue borguignonne (400 gram tenderloin, Rp 360 ribu, untuk berdua). Di meja akan disediakan sebuah belanga dengan minyak panas, lalu kita memasak kubus-kubus daging secara fondue di dalam kuali itu. Selain fondue daging sebagai hidangan utama, Coquelicot juga menyajikan fondue savoyarde - yaitu traditional cheese fondue.

Saran saya, bila berkunjung ke Coquelicot, dan perut Anda tidak siap untuk makanan berat, cobalah memesan porsi-porsi kecil antara 3-4 tahap. Misalnya, awali dengan escargot a la bourguignonne (Rp 40 ribu, 6 biji, diikuti sup tomat atau jamur yang dihidangkan dalam cangkir espresso (Rp 23 ribu). Hidangan utamanya kita pilih yang ringan, seperti salmon panggang dengan ratatouilles (Rp 85 ribu), dan diakhiri dengan pilihan dessert yang sungguh mak nyuss!





Sumber     : detikfood
Lihat juga :
marzano
loewy
tabel8

Tidak ada komentar:

Posting Komentar