Selasa, 07 September 2010

Mengapa Dikenal Dengan Nama Chilli Crab?

JAKARTA – Hampir setiap hotel menawarkan hidangan mewah ala Barat. Maksudnya ragam makanan dengan gizi tinggi, lezat dan cepat apalagi untuk santapan orang siang. Jeda siang orang kantoran hanya sebentar karena sangat sibuk.
Mereka membutuhkan tempat untuk menikmati penganan dalam suasana nyaman yang siap saji. Pilihan ini kini paling disukai oleh para karyawan mulai dari tingkatan bawah hingga menengah, apalagi dari golongan pengambil keputusan, karena waktu bagi mereka sangat berarti.

Di banyak tempat mulai dari warung Tegal di pinggir jalan hingga resto, kafe hotel besar kini berlomba menggelar masakan siap saji. Di Jakarta bagian selatan ada ribuan tempat para penggemar goyang lidah bisa ditemukan.
Dari bilangan mal Cinere hingga pasar Blok M sudah tidak terhitung tempat bersantap kita dijumpai. Para ”penggemar santap” tinggal pilih saja di mana mereka mau menikmati sesuai kemampuan koceknya.
Menurut catatan SH, resto The Cafe di Hotel Mulia Senayan tak hanya didatangi para tamu yang menginap di hotel itu, tetapi juga pelanggan dari luar, yang tidak menginap di sana.
Di resto ini untuk santap siang disajikan hidangan prasmanan dengan sajian all you can eat. Para tamu bisa santap sepuasnya sesuai kemampuan perut. Puluhan jenis hidangan tersedia di sini mulai dari hidangan pembuka, utama dan penutup.
Hidangan tampak sangat memikat, bukan saja dari cara pengaturan setiap hidangan tapi dilihat sepintas oleh orang yang mengerti kuliner sudah dapat dipastikan semua makanan yang disediakan kualitas terpilih.
Ini bisa dilihat dari buah-buahan segar, jajanan pasar dan hidangan penutup lainnya yang terletak tepat di tengah-tengah bersebelahan dengan tempat selada segar yang dilayani oleh seorang chef .

Chef yang melayani tamu kalau tamu ingin mencicipi selada menanyakan dan menunjukkan selada apa yang diiinginkan para tamu. Sementara ia sendiri siap mencampur bahan-bahan sayuran segar sesuai dengan permintaan di sebuah tempat besar.
Di antara beberapa macam selada yang disajikan di sana terdapat Caesar Salad. Saat hendak menghidangkannya, dengan cekatan chef muda ini mengambil lettuce, tomat, anchovi, romano cheese dan dicampur dengan dressing. Setelah itu ia mengambil piring, dan sebelum menyajikannya, di atas selada ditaruh roti kering berbumbu (crouton).
Ia tidak hanya melayani tamu yang memesan selada tapi juga membantu tamu yang berada di sekitar gerainya. Biasanya mereka ini sedang memerlukan hidangan penutup.
Selada yang disediakan saat itu saja terdapat empat macam yakni, tuna salad, fish salad, chicken salad dan pasta salad. Sedangkan hidangan lainnya mulai dari kue-kue ala Barat hingga
jajanan pasar yang kelihatannya benar-benar menyegarkan mulut karena seluruh kue-kue itu tampak segar dan memikat.

Serba Segar
Di depan gerai selada itu sendiri masih disediakan hidangan pembangkit selera makan (appetizer). Ada enam macam stuff ham yang diiris-iris tipis. Selain itu di antaranya ada daging kalkun, ayam, daging sapi, daging babi dan mortadela.
Terlihat juga sayuran yang sudah diproses tahan lama
seperti tomat kering direndam minyak (sundried tomato), green olive, terong kering (egg plant) dan gherkin (jenis ketimun kecil yang sudah dibuat asinan).
Di gerai yang paling menarik ini disajikan juga kerang segar yang sudah siap makan. Di bawah kerang-kerangan ditaruhkan es batu agar tetap segar (fresh). Kerang ini merupakan suatu hidangan pembuka (entrée) yang mahal harganya.
Di Eropa atau negara Barat lainnya biasanya kerang-kerangan ini hanya disediakan kalau ada pesta-pesta yang dihadiri oleh para eksekutif atau orang-orang berada (the haves) saja.
Masih di gerai yang sama juga disediakan hidangan Jepang, sashimi dan sushi makanan segar. Di sini juga kita bisa lihat dalam penyajian sushi dan sashimi, ikan salmon, tuna dan lainnya betul-betul segar.
Irisan-irisan ikan itu rapi dan sewaktu dikunyah di mulut ikan ini tidak hanya terasa segar dan manis tapi juga rasanya masih tertinggal hingga akhir kunyahan. Apalagi kalau dimakan dengan kecap asli Jepang (soy sauce) yang dicampur dengan wasabi.
Dari pemantauan SH di sana untuk hidangan pembuka kerang, sushi dan sashimi ini sangat digemari para tamu. Ini bisa dilihat dari beberapa kali chef menggantikan tempat kosong dari sana.
Kalau diperhatikan dari sana yang ”melahap” ikan mentah ini bukan saja orang asing tapi paling banyak orang Indonesia. Ternyata dengan kemajuan dan terobosan kuliner di sini banyak orang Indonesia mulai doyan ikan mentah, tidak seperti dulu.

Hidangan Utama
Dari berbagai hidangan utama yang disediakan di The Cafe ada satu masakan yang cukup menarik untuk disimak. Kepiting Pedas atau lebih populer lagi dengan panggilan Chilli Crab. Hingga kini yang paling dikenal di Singapore Chilli Crab.
Mengapa dikenal dengan nama ini? Memang demikian karena sejak masa tujuh puluhan banyak wisatawan yang berkunjung ke sana selalu diperkenalkan dengan hidangan ini. Akhirnya hidangan ini tidak asing lagi di mancanegara.
Di gerai khusus chili crab pelanggan bisa memesan di tempat. Terlihat chef di tempat ini dengan cepat dan tekun mempersiapkan beberapa kepiting segar setelah dipisah daging dan tempurungnya, dadanya pun dibelah dua untuk dimasak segera jika ada pesanan.
Kerja chef di gerai ini sangat simpel, di atas kompor gas terlihat ada penggorengan yang sedang memasak saus cabai untuk chilli crab ini. Jadi kalau ada pesanan, kepiting segar itu dimasukkan ke dalamnya.
Saus pedas itu mempunyai aroma yang gurih dan lezat. Kepiting yang dimasak dalam beberapa menit saja akan siap dimakan, dan rasanya bukan main lezatnya.
Masih banyak lagi tawaran hidangan yang disediakan. Pastinya kalau para tamu ingin mencicipi hidangan resto yang satu ini disarankan menyediakan banyak waktu karena banyak pilihan yang rata-rata enak dan lezat.

Sumber : sinarharapan
Lihat juga :
coffebean
starbucks

Tidak ada komentar:

Posting Komentar