Selasa, 14 September 2010

Kuliner Peranakan China (Tionghoa) - Indonesia

Apakah teman-teman termasuk penggemar kelezatan kuliner di Indonesia? Kuliner di Indonesia memang sangat banyak dan beragam. Namun, tidak semua jenis kuliner yang ada di Indonesia adalah asli masakan Indonesia, lho. Beberapa di antaranya juga ada yang merupakan kuliner peranakan.

Apa sih kuliner peranakan itu? Kuliner peranakan merupakan masakan yang menggunakan perpaduan cara memasak dan bumbu antardua budaya. Hasil perpaduan tersebut kemudian menghasilkan masakan yang kaya akan cita rasa dan sejarah. Salah satu kuliner peranakan yang banyak terdapat di Indonesia adalah kuliner peranakan China (Tionghoa). Kalian tentu sudah mengenal atau bahkan sering memakan makanan seperti bakso, siomay, bakmi, tahu, dan sebagainya. Sebenarnya, makanan itu bukanlah makanan asli Indonesia, melainkan kuliner asli dari negeri China. Sejarah Perkembangan Sekitar Abad 9, imigran China mulai memasuki tanah Jawa. Para pendatang memasuki tanah Jawa melalui pelabuhan. Sebagai pendatang tentu saja mereka harus mengakrabkan diri dengan penduduk setempat. Mereka mengakrabkan diri berinteraksi dengan penduduk setempat melalui budaya juga dengan makanan. Selain itu, beberapa imigran yang datang tanpa membawa istri kemudian menikah dengan penduduk setempat. Terjadilah peleburan dua budaya Indonesia-China termasuk dalam hal masakan. Bangsa China juga lebih dulu masuk ke Jawa dibandingkan dengan bangsa-bangsa lain. Alhasil aroma khas Tiongkok sangat terasa dalam kuliner Indonesia. Kuliner China juga tidak hanya berhenti di satu tempat saja. Seiring berjalannya waktu, para imigran tersebut juga berpindah-pindah ke kota lainnya. Kemudian mereka juga memopulerkan makanan mereka di kota lain tempat mereka tinggal. Oleh karena itu, kuliner China semakin tersebar di Nusantara. Perubahan Cita Rasa Indonesia merupakan salah satu negara penghasil rempah-rempah terbesar di dunia. Karenanya, lidah bangsa kita sudah terbiasa dengan berbagai jenis masakan dengan racikan yang lebih berbumbu. Masakan China sendiri biasanya sangat kuat rasa asam dan asin. Lambat laun, makanan khas China yang masuk ke Indonesia akhirnya mengalami perubahan cita rasa. Perubahan cita rasa yang dimaksud adalah perubahan rasa yang disesuaikan dengan lidah orang Indonesia. Perubahan rasa kuliner China ke cita rasa lokal misalnya dilakukan dengan penambahan cabe merah, atau bawang merah, dan rempah-rempah lainnya. Selain itu, peran pedagang juga sangat penting dalam perubahan cita rasa asli China ke cita rasa lokal. Misalnya, tahu pong khas China yang biasa disajikan dengan sambal, agar lebih praktis disajikan dengan cabe rawit. Penyesuaian selera juga dilakukan dengan penambahan petai atau keluak. Oleh karena itu, secara tidak langsung dapat dikatakan bahwa kuliner China memberikan pengaruh besar terhadap perkembangan kuliner di Indonesia.

Sumber : berani
Lihat juga :
Sushi tei
Laguna
Tamani

Tidak ada komentar:

Posting Komentar